Jakarta, ILLINI NEWS – Belanja online atau e-commerce semakin berkembang pesat. Tiongkok adalah salah satu negara e-commerce terbanyak di dunia.
Bukan hanya Alibaba, yang akhir-akhir ini membuat heboh industri global adalah Temu wa Pinduoduo (PDD) Holdings.
Saat ini orang terkaya di China, Zhong Shanshan, mengkritik keberadaan website Temu yang dikenal menjual barang-barang murah. Pasalnya model bisnis menjual produk langsung dari produsen ke konsumen akhir tanpa perantara.
Sebagai catatan, Zhong Shanshan adalah pendiri Nongfu Brewery. Menurut Forbes, Zhong memiliki kekayaan bersih sebesar 51,7 miliar dolar AS atau 822 juta franc Rwanda.
Zhong, yang mengunjungi wilayah di Tiongkok timur, menuduh PDD Holdings memicu perang harga yang telah merugikan perusahaan dan industri ketika perekonomian Tiongkok mengalami stagnasi.
Dalam pidatonya yang jarang terjadi, Zhong mengkritik pemerintah Tiongkok, dengan mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok lalai karena gagal mencegah inflasi agar tidak terlalu rendah.
Sangat jarang pedagang Tiongkok yang secara terbuka menargetkan pemerintah, dan mereka yang melakukan hal tersebut sering kali merupakan kelompok yang rentan.
“Internet telah mengubah sistem penetapan harga kita. Khususnya, sistem penetapan harga Pinduodu telah menyebabkan kerugian besar bagi barang-barang dan industri Tiongkok,” kata media pemerintah Tiongkok, The Paper.
“Ini adalah arah industri (secara keseluruhan), dan harga (telah) berubah searah dengan industri,” tambahnya.
Pinduoduo telah mengalami banyak pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir, sebagian karena platform e-commerce menawarkan harga yang sangat kompetitif.
Dengan kata lain, Zhong menyerang pemerintah Tiongkok karena tidak berbuat lebih banyak untuk menghentikan tren ini.
Dalam transkrip yang dirilis oleh Sina Technology dan beberapa video yang dibagikan secara online, CNN melaporkan pada hari Kamis (dia berkata: “Pemerintah belum terlibat dalam mengarahkan industri dan saya pikir pemerintah telah mengabaikan tanggung jawabnya”. 28/11/ 2024).
Meski baru berusia delapan tahun, perusahaan andalan Temu ini sudah mampu memanfaatkan perubahan tren yang terjadi di negara dan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.
Komentar Zhong muncul di akhir tahun yang sulit bagi miliarder tersebut. Awal tahun ini, ia menghadapi serangan dari warga yang menuduhnya tidak patriotik. Kampanye tersebut menurunkan harga perusahaan minuman dan merusak produk.
Temu dilarang keras bekerja di Indonesia. Pasal ini disebut sebagai “pembunuh UMKM lokal” dan menuai kontroversi karena beberapa kali didaftarkan di Indonesia namun ditolak.
Konsep Temu yang menjual produk langsung dari pabrik ke konsumen membuat harga jualnya lebih rendah dibandingkan e-commerce lainnya. Hal ini dikhawatirkan Temu akan menimbulkan persaingan tidak sehat.
Diketahui, pada September lalu Temu kembali mencoba mendaftarkan perusahaannya ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Namun, pemerintah Indonesia justru menghalangi upaya Temu untuk memasuki pasar Indonesia. . Berita berikutnyaProgram Temu masuk ke RI, Menkominfo berjanji akan menghentikannya secepatnya