Jakarta, ILLINI NEWS – Program Kartu Prakerja merupakan salah satu program utama pemerintahan Presiden Joko Widodo pada periode kedua pemerintahannya, yakni 2019-2024.
Meski pertama kali diperkenalkan saat merebaknya pandemi Covid-19 atau tepatnya pada 11 April 2020, program yang diikuti 18,9 juta orang hingga Oktober 2024 ini. atau saat Jokowi lengser, menarik perhatian negara lain.
Kamboja misalnya, datang ke kantor pengelola pelaksanaan program Kartu Prakerja pada Maret 2023 untuk melakukan survei langsung terhadap pelaksanaan program. Kamboja datang melalui Dewan Perlindungan Sosial Nasional (NSPC).
Thailand bersama delegasi Public Service Development Program for Change (PSAC) juga mengadakan pertemuan dengan Pengurus Eksekutif (PMO) Program Kartu Prakerja untuk menjajaki implementasi Program Kartu Prakerja pada bulan September 2024. . .
Mulai Oktober 2024 Filipina melalui Philippine Business for Education (PBEd) juga tidak segan-segan datang langsung ke Indonesia untuk mempelajari program Prakerja. Rombongan mereka datang ke Kantor Pelaksana Program Kartu Prakerja pada 2 Oktober 2024.
Tak heran jika negara-negara asing banyak yang mempelajari Prakerja agar bisa diterapkan di negaranya sendiri, karena program tersebut sudah terbukti di Indonesia dapat mendorong para pengangguran untuk memasuki dunia kerja dan berwirausaha.
Karena tujuan utama dari program ini adalah untuk memberikan lebih banyak keterampilan atau keterampilan kepada masyarakat Indonesia, kemudian meningkatkan kemampuannya atau meningkatkan keterampilan, dan memberikan kemampuan baru atau pelatihan ulang.
Direktur Eksekutif Program Kartu Prakerja Denny Puspa Pourbasari mengatakan, dari total peserta Kartu Prakerja sebanyak 18,9 juta orang, 61% masyarakatnya justru merupakan pengangguran.
Sedangkan peserta yang sudah berstatus wirausaha atau wirausaha sebanyak 13% dari total peserta sebanyak 18,9 juta orang, dan yang sudah memasuki dunia kerja juga sebanyak 13%.
Kemudian terdapat 39% peserta yang sudah bekerja namun ingin beralih karir, dan berstatus wirausaha namun ingin meningkatkan keterampilan atau kemampuannya.
Dari 61% penduduk yang menganggur, 26% berhasil mendapatkan pekerjaan atau memulai kehidupan kerja atau menjadi wirausaha atau wirausaha setelah 2 bulan mengikuti program prakerja.
Dengan demikian, dengan bertambahnya 26% masyarakat yang kini berwirausaha dan bekerja, maka total masyarakat yang bekerja atau berwirausaha setelah mengikuti program Kartu Prakerja menjadi 65% atau merupakan mayoritas komposisi Prakerja. – Kartu Ketenagakerjaan Peserta dalam ketenagakerjaan.
“Jadi sekarang peserta pekerjanya dominan. Setelah 2 bulan, mereka bilang sudah bekerja dan mencoba,” kata Denny saat konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, dikutip Selasa (22/10/2024).
Denny menegaskan, angka tersebut merupakan hasil survei angkatan persiapan tahun ini, sedangkan angkatan 2020, 2021, 2022, dan 2023 tidak disurvei. Pada November nanti, dia memastikan akan ada survei komprehensif untuk mengumpulkan data peserta program prakerja yang terserap dunia kerja, menjadi wirausaha, atau menjadi pengangguran.
Oleh karena itu, PMO Prakerja akan melakukan survei lanjutan terhadap 18,9 juta peserta pada bulan November untuk melihat status terkini mereka yang menjadi penerima manfaat Prakerja, kata Denny. (haa/haa) Tonton video di bawah ini: Video: Badai Man-Yi melanda Filipina, ribuan orang mengungsi Artikel Selanjutnya Bagus! Inilah efek Kartu Prakerja untuk mengatasi pengangguran generasi Z