Jakarta, ILLINI NEWS – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memang sempat tertunda, namun masih ada tantangan yang menghambat kekuatan dolar AS (DXY).
Berdasarkan data Refinitiv, pada Kamis (13/11/2024) nilai tukar Garuda menguat tipis 0,03% ke Rp 15.770/US$. Setiap harinya, nilai tukar rupiah berfluktuasi pada kisaran Rp 15.795/US$ hingga Rp 15.740/US$.
Saat ini indeks dolar Amerika Serikat (DXY) ditutup pada level 106,505. Posisi tersebut lebih tinggi sejak 1 November 2023 atau lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Kenaikan nilai dolar menandakan investor kembali memburu dolar dan meninggalkan aset non dolar seperti rupiah. Akibatnya, rupiah mungkin menghadapi tekanan besar akibat arus keluar asing.
Sementara itu, data inflasi Amerika Serikat (AS) yang dirilis semalam kembali naik pada Oktober 2024, mencapai 2,6% year-on-year (yoy) dari 2,4% pada bulan lalu. Kenaikan ini merupakan yang pertama dalam tujuh bulan terakhir karena sejak September-September 2024 inflasi terus mengalami penurunan.
Inflasi IHK mencapai 3,3% (yoy) pada bulan Oktober atau sama dengan bulan lalu.
Secara bulanan, inflasi umumnya mencapai 0,2% pada Oktober 2024 atau setara dengan September. Juga dengan tambahan bulanan.
Situasi ini semakin memburuk akibat pemilu AS yang dimenangkan oleh Donald Trump. Kebijakan perdagangan proteksionis Trump dan tarif tinggi dinilai menyebabkan inflasi akibat kenaikan harga impor.
Bagi Indonesia, peningkatan ini merupakan tanda peringatan. Jika inflasi AS terus meningkat, maka kemampuan The Fed untuk menurunkan suku bunga secara agresif akan hilang. Situasi ini dapat menyebabkan arus modal keluar dan mengurangi ruang Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga BI.
Rupiah Teknis
Dalam hitungan jam, pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS terlihat masih stabil. Support terdekat atau potensi konsolidasi tersebut masih berada di bawah gap yang terjadi pada 11 November 2024 sebesar Rp 15.675/US$.
Saat ini resistance terdekat atau potensi pelemahan terlihat pada Rp 15.845/US$ yang diambil dari intraday high candle pada 6 November 2024.
Survei ILLINI NEWS
(tsn/tsn) Simak video di bawah ini: Video: IHSG Melemah, Sektor Dunia Usaha Jadi Pemberat Berikutnya Cerita Selanjutnya Ekspektasi Rupiah Hari Ini: Terguncang Perubahan – Menarik!