Jakarta, ILLINI NEWS – Harga emas mencapai level tertinggi dalam seminggu setelah menguat selama empat hari berturut-turut karena permintaan safe haven meningkat di tengah meningkatnya ketegangan Rusia-Ukraina.
Berdasarkan data Refiniti pada perdagangan Kamis (21/11/2024), harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,74% pada US$2.669,69 per troy ounce. Sedangkan hingga pukul 05:30 WIB Jumat (22/11/2024), harga emas di pasar spot bergerak melemah atau turun 0,01% menjadi US$2.669,33 per troy ounce.
Harga emas spot naik untuk keempat kalinya berturut-turut pada hari Kamis, mencapai level tertinggi dalam lebih dari seminggu, karena permintaan terhadap aset safe haven meningkat di tengah meningkatnya ketegangan pertumbuhan antara Rusia dan Ukraina.
“Ini benar-benar salah satu faktor geopolitik utama yang muncul di pasar emas dalam beberapa hari terakhir, mungkin peningkatan ketegangan antara Ukraina dan Rusia adalah yang paling menonjol,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Investor berbondong-bondong mencari aset-aset yang aman selama krisis global, dan emas telah melonjak ke beberapa rekor tertinggi sejak pecahnya konflik Timur Tengah pada Oktober lalu.
Dengan Amerika Serikat menghalangi resolusi gencatan senjata PBB di Gaza dan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina, premi risiko geopolitik tetap tinggi, sehingga memastikan harga emas tetap dingin.
Harga emas spot naik 4% sepanjang minggu ini, kinerja terbaiknya sejak bulan April, pulih dari penurunan mingguan paling tajam minggu lalu dalam lebih dari tiga tahun. Penurunan harga emas didorong oleh menguatnya dolar yang dipicu oleh euforia “Trump Trade”.
“Tujuan selanjutnya bagi investor adalah untuk mendekati resistensi kuat di US$2.700,00,” kata Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals.
Para pialang memperkirakan target yang diusulkan oleh Presiden Trump akan meningkatkan volatilitas pasar global dan inflasi, serta membatasi kemampuan bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneter.
Sementara itu, jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa sebagian besar ekonom memperkirakan penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada bulan Desember, dengan penurunan yang lebih kecil pada tahun 2025.
Investor juga fokus pada beberapa pejabat Fed yang dijadwalkan untuk berbicara minggu ini. Ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Desember telah turun secara signifikan, dengan peluang saat ini sebesar 56%, turun secara signifikan dari 82,5% pada minggu sebelumnya. Penurunan ekspektasi penurunan suku bunga dapat menghambat kenaikan harga emas.
Riset ILLINI NEWS
[dilindungi email] (as)