Jakarta, ILLINI NEWS – Raksasa teknologi global seperti Amazon, Microsoft dan Meta bersaing memperebutkan kekuatan inti kecerdasan buatan (AI) dan komputasi awan. Namun pekerjaan mereka menemui berbagai kendala, termasuk lebah.
Jenis perusahaan yang membangun teknologi AI memerlukan pendanaan dari pusat data baru yang dirancang khusus untuk teknologi tersebut. Perusahaan AI juga membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan perusahaan tradisional.
Oleh karena itu, Amazon, Meta, dan Microsoft dikatakan sedang mempertimbangkan pembangkit listrik tenaga nuklir sebagai sumber energi untuk membangun perusahaan.
Meta, induk dari Facebook, Instagram, dan Amazon, dilaporkan telah mencapai rencana untuk membangun pusat di sebelah pembangkit listrik tenaga nuklir.
Financial Times melaporkan bahwa CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan bahwa salah satu tantangan terhadap rencana tersebut adalah memperoleh lebah khusus untuk tujuan tersebut. Di Amerika Serikat, lebah diklasifikasikan sebagai spesies yang rentan, salah satunya karena penggunaan pestisida.
Rencana pengembangan skala besar Amazon juga terhenti. Komisi Pengaturan Energi Federal (FERC) AS telah menolak rencana Amazon untuk membangun pusat data di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir di Pennsylvania.
Alasan FERC menolak rencana Amazon adalah potensi dampak penggunaan listrik Amazon terhadap penyediaan pelanggan listrik lain di wilayah tersebut. Penduduk setempat khawatir mereka akan menghadapi lebih banyak kebakaran dan membayar tagihan listrik yang lebih tinggi karena kekurangan listrik di Amazon.
Di sisi lain, strategi big data Microsoft terkadang bagus. Perusahaan berencana untuk menghidupkan kembali sumber listrik nuklir yang sudah tidak berfungsi.
. Bisnis Pusat Data Menghemat Jutaan Dolar, Cari Tahu Di Sini