JAKARTA, ILLINI NEWS – Indonesia berencana meningkatkan kapasitas energi terbarukan (EBT) dalam negeri menjadi 75 Giga Watt (GW) pada tahun 2040.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim dan Energi, Hashim Jojohadikusumo. Ia mengatakan program tersebut dapat mendukung transisi energi Indonesia dari bahan bakar fosil ke energi ramah lingkungan.
“Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia akan beralih dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil ke pengembangan energi terbarukan. Mulai saat ini hingga tahun 2040, akan dibangun lebih dari 100 GW pembangkit listrik. Dari jumlah tersebut, 75% akan berasal dari energi energi terbarukan, 5 Pada hari Rabu (20/11/2024) ia menjelaskan secara online: “GW akan berasal dari nuklir dan lainnya pada bahan bakar.”
Hashim mengatakan rencana tersebut tidak hanya dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga memperbaiki lingkungan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kami akan mencapai energi bersih yang terjangkau dengan mempercepat pertumbuhan ekonomi hingga 8% atau lebih,” tambahnya.
Meski demikian, Hashim menegaskan program tersebut tidak bisa dilakukan sendiri, artinya Indonesia harus bekerja sama dengan berbagai pihak dan negara lain untuk mencapai visi yang dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto.
Ia menekankan: “Dengan dukungan PBB, pihak-pihak cinta damai di ASEAN, Tiongkok, Amerika Serikat, Rusia, dan negara-negara lain bekerja sama dalam pengembangan energi. Saya berharap generasi mendatang dapat menikmati masa depan kita.”
Perlu diketahui bahwa total kapasitas terpasang negara hingga Desember 2023, termasuk listrik yang disewa dari Produsen Listrik Independen/IPP, adalah 72.976,30 Mega Watt (MW), berdasarkan angka dari angka PLN.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Mineral (ESDM), kapasitas energi baru terbarukan (EBT) berdasarkan proyek ketenagalistrikan pada akhir tahun 2023 tercatat sebesar 13.155 MW.
Dalam lima tahun terakhir, peningkatan kapasitas EBT hingga tahun 2023 sebesar 3.322 MW dengan rata-rata peningkatan tahunan sebesar 6%.
Sedangkan pada tahun 2023, bauran EBT di Indonesia hanya mencapai 13,09%. Sebelumnya, pemerintah menargetkan bauran EBT sebesar 23% pada tahun 2025.
.