Jakarta, ILLINI NEWS – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah terus melakukan upaya untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri. Salah satunya melalui pemanfaatan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).
Bahlil lantas mencontohkan kisah sukses peningkatan produksi minyak dengan teknologi EOR yang dilakukan di lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur.
“Contohnya di Cepu. Iya, salah satu teknologinya adalah EOR. Mereka masuk ke Cepu hanya dengan perkiraan sekitar 100 ribu barel per hari. Saya masuk ke Cepu hanya dengan 130-135 ribu barel per hari. Sekarang tahu caranya?” mencapai 163 ribu barel per hari Teknologi apa yang mereka gunakan di Jakarta, dikutip Kamis (28/11/2024).
Oleh karena itu, Bahlil saat ini meminta kepada Kontraktor Kerjasama (KKKS), khususnya PT Pertamina (Persero) yang menguasai 65% lift minyak nasional, untuk segera menerapkan teknologi EOR.
Kedua, ada sumur-sumur yang sudah selesai eksplorasi dan belum mengoperasikan POD. Saya minta segera POD, agar segera dimulai. Sudah selesai eksplorasi, sudah dapat cadangan, tapi belum dibangun konstruksi produksinya. Ini kami dorong,” ujarnya
Sebelumnya, Bahlil meminta ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL) selaku operator blok Cepu meningkatkan kapasitas produksi minyak hingga 150.000 barel per hari (bph) pada tahun 2026.
Permintaan ini muncul di tengah penurunan produksi minyak dalam negeri, sehingga upaya peningkatan produksi menjadi penting untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor.
“Saat ini, tingkat produksi minyak nasional sekitar 577 ribu bph. Dari jumlah tersebut, blok Cepu masih memberikan kontribusi sekitar 144 ribu bph sehingga menjadikannya salah satu yang terbesar secara nasional,” kata Bahlil saat berkunjung ke blok Cepu, Bojonegoro, pada hari Senin. (30/9/2024).
Bahlil menegaskan, peningkatan produksi minyak dari blok Cepu sangat diperlukan untuk mengatasi defisit minyak yang dialami Indonesia saat ini. Ia meminta Presiden ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) Carole Gall menaikkan target produksi dari 125.000 barel per hari yang diharapkan pada tahun 2026 menjadi 150.000 barel per hari.
“Exxon menargetkan 125.000 barel pada tahun 2026. Tapi saya yakin dengan sistem manajemen, etos kerja dan kreativitas tim Exxon di lapangan, seharusnya ExxonMobil bisa mencapai lebih dari 150 ribu barel per hari pada tahun 2026 untuk mengurangi defisit kita, kata Bahlil.
Lebih lanjut Bahlil menegaskan, pemerintah baik saat ini maupun di bawah presiden terpilih Prabowo Subianto mendukung penuh peningkatan produksi minyak tersebut karena berdampak signifikan terhadap pendapatan negara dan cadangan devisa.
“Negara kita memerlukan dukungan perusahaan-perusahaan yang berpengalaman untuk meningkatkan produksinya. Presiden terpilih Pak Prabowo memerintahkan saya untuk menyelesaikan masalah oil lift ini, karena dengan meningkatkan lift pasti akan meningkatkan pendapatan negara dan mengurangi impor,” ujarnya. (pgr/pgr) Simak video berikut: Video: Miliki GCG Terbaik, Exxon Mobil Indonesia Raih Penghargaan Ini Artikel Berikutnya Blok Rokan Disetujui Gunakan Teknologi CEOR, Siap Produksi Tambang