Jakarta, ILLINI NEWS – Sebagian besar emiten batu bara besar terlihat sangat optimis pada sesi perdagangan Kamis (21/11/2024), di tengah dampak kenaikan harga batu bara global dan pelemahan rupiah.
Hingga pukul 12.00 WIB, 11 saham utama batubara masuk zona hijau pada sesi awal hari ini, di mana enam saham berhasil menguat lebih dari 1%, sedangkan sisanya menguat kurang dari 1%.
Saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menjadi yang paling cepat tumbuh pada sesi pertama hari ini, naik 5,28% menjadi Rp 18.950/unit.
Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada sesi pertama perdagangan hari ini.
Cadangan batu bara Indonesia sebagian besar sedang bullish seiring dengan mulai naiknya harga batu bara dunia yang dipengaruhi oleh eskalasi perang Rusia dan Ukraina yang semakin meluas.
Hal ini terjadi ketika Amerika Serikat (AS) mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh, Army Tactical Missile System (ATACMS), untuk menyerang kota-kota Rusia.
Menurut Refinitiv, harga batu bara global acuan Newcastle untuk kontrak Desember tercatat US$142,25 per ton pada Rabu (20/11/2024), meningkat 0,35% dari posisi sebelumnya.
Seperti diketahui, Rusia dan Ukraina merupakan pemasok batu bara ke Eropa dan dunia. Jika perang terus berlanjut, dikhawatirkan pasokan akan terputus sehingga harga akan naik.
Sebuah rudal mematikan AS digunakan Ukraina untuk menyerang beberapa sasaran di Bryansk, Rusia pada Selasa lalu. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang menghadiri KTT G20 di Brasil, dengan lantang menyebutnya sebagai “eskalasi perang.”
Presiden Rusia Vladimir Putin juga membalas dengan mengisyaratkan doktrin nuklir baru yang dipandang sebagai “peringatan” bagi Washington. Doktrin ini mengurangi sejauh mana Rusia dapat menggunakan senjata nuklir dalam menanggapi serangan yang mengancam integritas wilayahnya.
Apalagi, sentimen yang mendukung peningkatan cadangan batu bara di Indonesia kini terkait dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Saham batubara mendapat keuntungan dari penurunan rupee karena sebagian besar penjualan masih didorong oleh ekspor dan/atau sebagian besar transaksi dalam laporan keuangan dicatat dalam mata uang dolar AS.
Hal ini tentunya dapat meningkatkan laba bersih emiten batubara dan juga berdampak pada kinerja saham, karena dengan meningkatnya laba bersih emiten batubara maka ekspansi akan lebih cepat terjadi dan juga akan menarik investasi dari para pelaku pasar. ,
Riset ILLINI NEWS
[email protected]Disclaimer: Artikel ini merupakan produk jurnalistik dari sudut pandang Riset ILLINI NEWS. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait apa pun. Keputusan ada di tangan pembaca, jadi kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan apa pun yang timbul dari keputusan ini. (CHD/CHD) Simak video di bawah ini: Video: IHSG ambruk hingga rupee nyaris tembus Rp 16.000/USD. Berita berikutnyaHarga Batu Bara Masih Memuaskan, Kenapa Saham Indonesia Naik?