JAKARTA, ILLINI NEWS – Gerakan 4B menarik perhatian perempuan di Amerika Serikat (AS). Ternyata gerakan ini berasal dari Korea Selatan.
Permintaan yang terus-menerus untuk menerapkan 4B disebabkan oleh banyaknya masalah yang dihadapi. Misalnya, menghadapi tuntutan pelecehan seksual dan putusan perdata pada tahun lalu. Trump juga melarang aborsi. Serta mendukung hak negara untuk memilih melarang atau membatasi akses terhadap aborsi, dikutip Korea Herald, Selasa (12/11/2024).
Banyak perempuan Amerika yang mempertimbangkan untuk bergabung dengan gerakan ini. Keinginannya itu ia ungkapkan di platform media sosial milik X.
Gerakan ini banyak dicari di Google. Penelusuran untuk pertanyaan 4B mencapai titik tertinggi sepanjang masa setelah pemilu AS. Minat terhadap gerakan ini melonjak 450%.
“Sangat positif dan menarik melihat perempuan Amerika belajar tentang gerakan 4B dan perjuangan agresif perempuan Korea,” jelas Shin Kyung Ah, profesor sosiologi di Universitas Hallim dan presiden Asosiasi Studi Wanita Korea.
Ketika muncul di Korea Selatan pada tahun 2018, 4B merupakan gerakan sukarela atau inisiatif untuk menolak hubungan perempuan dengan laki-laki. Yakni penolakan melahirkan, berkencan dan berhubungan seks dengan laki-laki.
Kata 4B artinya bihon atau tidak menikah, bichulson (tidak melahirkan), biyonae (tidak berkencan), dan bseque (tidak berhubungan badan).
Ketidaksetaraan gender merupakan masalah di Korea Selatan. Misalnya, pada tahun 2023 hanya 68% perempuan berusia 30 tahun yang akan bekerja dibandingkan dengan 88,9% laki-laki.
Begitu pula dalam hal gaji. Menurut laporan OECD tahun 2022, upah perempuan rata-rata 31,2% lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Gerakan 4B juga muncul karena adanya kekerasan gender. Termasuk pembunuhan seorang wanita di dekat Stasiun Gangnam pada tahun 2016, penyerang mengaku melakukan pembunuhan karena kebenciannya terhadap wanita.
Presiden Yoon Suk Yeol juga berada di tengah-tengah masalah ini. Pasalnya, ia mengusulkan rencana penghapusan Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga serta menyalahkan feminisme sebagai penyebab rendahnya angka kelahiran di negara tersebut. (dce) Tonton video di bawah ini: Video: Reaksi AS terhadap Langkah Presiden Korea Selatan yang Menyatakan Darurat Militer Artikel Berikutnya Gempa Guncang Korea Selatan, Rumah Retak – Kepanikan Warga Meluas