JAKARTA, ILLINI NEWS – Banyak orang mengira kekayaan raja akan bertahan selamanya. Faktanya, jumlah tersebut akan bertambah dan bukannya berkurang seiring berjalannya waktu. Namun sejarah mencatat tidak semua raja seperti itu.
Salah satunya terjadi pada masa Dinasti Sisingmangaraj yang memerintah Toba di tanah Batak. Awalnya, mereka sangat kaya dan mampu membeli ribuan kilogram emas dan perhiasan. Namun, di tengah perjalanan, musibah menimpa mereka. Kehilangan semua harta benda dan ribuan kilogram emas hilang?
Dalam perjuangan Agustinus Sibarani memperebutkan pahlawan nasional Simhamangaraja, hal ini mungkin terjadi karena kerajaan menguasai perdagangan kapur barus, komoditas terpenting dunia.
Sebagai catatan, kapur barus merupakan tanaman yang sangat digemari masyarakat di seluruh dunia. Namun tidak mudah mendapatkannya karena kapur barus hanya ditemukan di tiga tempat: Sumatera, Semenanjung Malaya, dan Pulau Kalimantan (Kalimantan).
Keadaan ini kemudian menimbulkan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan, sehingga membuat kapur barus menjadi sangat mahal karena dapat menjamin kedudukan raja dengan gelar Raja Sirikungkula pada abad ke-4 Masehi. Sejak Sisingmangaraja I berkuasa pada tahun 1530, kerajaan tersebut memperdagangkan kapur barus kepada pedagang Arab dan Eropa untuk dijual ke seluruh dunia. Lambat laun, kerajaan tidak hanya mampu berdagang, tetapi juga berhasil memonopoli pasar kapur barus di Sumatera Utara. Sukses berarti Dinasti Sisong selalu menghasilkan banyak uang. Raja Simhamangaraja membeli ribuan kilogram emas dan berlian dari luar negeri, bisa dibayangkan permata ini dikumpulkan dari tahun 1550 hingga 1819 dan memperkaya Simhamangaraja. Tak heran, seperti disebutkan di awal, kekayaannya mampu membutakannya. Dari sinilah sejarah mencatat dinasti Sisingamangaraja, salah satu raja terkaya di nusantara.
Setelah 300 tahun menjadi raja terkaya, keadaan berubah ketika Sisingamangaraja XI naik takhta dan terpuruk di pelabuhan Sisingamangaraja di Sumatera Utara. Namun, pada tahun 1818, nasib Simhamangaraja semakin merosot ketika para ulama menyerang pusat kekuasaan. Alhasil, setelah Sisingamangaraja XI berkuasa yang digantikan oleh Simhamangaraja XII, monopoli perdagangan pun hilang. Demikian pula pendeta yang dipimpin oleh Tuanku Lelo mencuri hartanya. Sebanyak 1000 kg perhiasan emas hilang.
Hasil penyitaan ini digunakan dalam penobatan Ratu Victoria di Inggris, mengutip Augustine Cibarani.
“Perhiasan itu masuk ke Inggris karena dibawa oleh pendeta mantan tentara yang meninggalkan negara itu dari Kelang,” kata Augustine, lalu menjualnya di sana. dari Simhamangaraja XII. Saat kejadian, tentara mengambil jenazah seorang pria bernama Sinombela, bos Patuan. Alhasil peninggalan Dinasti Sisingamangaraja kini menjadi sejarah. (mfa/mfa) Simak videonya di bawah ini: Video: Potensi Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Mendunia Artikel selanjutnya Perampokan emas seberat 129 kilogram di Jakarta mengungkap jasa Amab.