JAKARTA, ILLINI NEWS – Puasa tanggal 10 Muharram yang disebut juga dengan puasa Asyura merupakan salah satu sunnah terpenting di bulan Muharram. Menurut laman online NU, puasa ini mempunyai status istimewa dan sangat dianjurkan oleh Nabi SAW, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
Atas wewenang Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau bersabda, “Kota yang diharamkan Allah, dan sunnah yang terbaik” (HR Muslim). (HR Muslim) Kapan puasa 10 Muharram 2024 Menurut penanggalan Hijriah yang disusun Kementerian Agama RI (Kimnag), 1 Muharram jatuh pada tanggal 7 Juli 2024. Jadi hari kesepuluh Muharram akan jatuh pada hari Selasa tanggal 16 Juli 2024.
Namun perlu diketahui, tahun ini jadwal Ramadhan antara pemerintah dan Nihad Ulama (NU) sedikit berbeda. Pengurus Besar Nahdat Ulama (PBNU) menetapkan tanggal 1 Juli 2024 menjadi hari Senin tanggal 1 Juli 2024 dan tanggal 17 Ramadhan tanggal 10 Muharram menjadi hari Rabu tanggal 1 Juli 2024. Di bawah ini adalah jadwal detailnya.
*Puasa 10 Muharram (Puasa Asyura) : Selasa, 16 Juli 2024. *Puasa 10 Muharram (Puasa Asyura) Versi NU: Rabu, 17 Juli 2024
Niat Puasa Asyura: Umat Islam yang ingin berpuasa pada tanggal 10 Muharram hendaknya membaca niatnya. Di bawah ini Niat Puasa 10 Muharram dalam Bahasa Arab, Latin, dan Terjemahan Indonesia:
Insya Allah, bahasa Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta’âlâ.
Artinya : Saya niat puasa sunnah Asyura esok hari karena keridhaan Allah.
Niat Puasa Hari Asyura Tulisan Arab dan Latin Niat Puasa Sepuluh Hari Muharram Beserta Artinya.
Nawaitu Sawm hari ini pada Sunnah Sunaim dan Aa Syura kepada Tuhan Yang Maha Esa Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi’an aadhi’a’uti’a’uti’a’uti.
Dengan kata lain: Hari ini saya niat puasa sunah Tsawwa atau Asyura karena keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jika seseorang tiba-tiba ingin berpuasa pada pagi hari tanggal 10 Muharram, maka bacalah niat puasa di atas. Niat tersebut bisa selama orang tersebut telah melakukan makan, minum, dan sebagainya dari terbitnya fajar hingga senja, yang membatalkan puasanya.
Kewajiban bermeditasi pada malam hari hanya berlaku pada puasa wajib (menurut mazhab Syafi’i).
Tata Cara Puasa Asyura: Mengutip laman online NU, tata cara puasa tanggal sepuluh Muharram tidak jauh berbeda dengan puasa Sunni lainnya. Perbedaannya hanya pada niat yang diungkapkan. Berikut semua prosedurnya:
1. Niat puasa sunnah kesepuluh Muharram. Disarankan untuk mengungkapkan niat ini secara lisan.2. Sahur sebaiknya dimakan sebelum shalat Subuh atau sebelum Amsak. Hindari hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum dan aktivitas lainnya sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Hindari hal-hal yang membatalkan puasa, seperti pembicaraan kotor, bergosip tentang orang, dll.
Rasulullah SAW bersabda:
Aatash (HR. Al-Nasa’i dan Ibnu Majah dari Hadits Abi Hurairah)
Terjemahan: Kebanyakan orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa selain rasa lapar dan haus. (Diriwayatkan oleh Hassan Nasa’i dan Ibnu Majah atas wewenang Abu Huraira radhiyallahu ‘anhu). (Abul Fazl Al-Iraqi, Al-Mughni an Halil Asfar, [Riyadh: Maktaba Tibariya, 1414 H./1995 M], Bagian I, halaman 186).
5. Saat malam tiba, segera berbuka.
Puasa pada tanggal 10 Muharram adalah sunnah. Sebagaimana telah diutarakan Imam Syafi’i dalam kitabnya Al-Alam dan Al-Amla bahwa puasa tiga hari itu disunnahkan, yakni puasa Asyura (tanggal 10 Muharram), puasa Taswa (tanggal 9 Muharram) dan puasa tanggal sebelas Muharram. puasa
Pendapat di atas juga sesuai dengan hadits Imam Bukhari dan Muslim bahwa Sayyida Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata:
Dahulu kaum Quraisy biasa berpuasa Asyura pada zaman Jahiliyyah, kemudian Rasulullah SAW memerintahkan berpuasa Asyura hingga puasa Ramadhan menjadi wajib Silakan, dan siapa yang tidak ingin berpuasa, sebaiknya jangan berpuasa.” (Bukhari dan Muslim)
Jadi kita berkesimpulan bahwa puasa pada tanggal 10 Muharram itu tidak wajib dan siapapun yang ingin berpuasa boleh melakukannya. Setiap muslim yang menjalankan puasa ini akan mendapat pahala, dan siapa pun yang tidak menjalankannya, maka tidak ada dosa di dalamnya dan tidak ada dosa.
Banyak sekali keistimewaan puasa tanggal 10 Muharram yang bisa dirasakan oleh umat islam dengan puasa tanggal 10 Muharram. Berikut beberapa di antaranya:
1. Puasa penting setelah bulan Ramadhan Puasa di bulan Muharram merupakan puasa utama setelah bulan Ramadhan, salah satunya adalah puasa sepuluh Muharram. Berkaitan dengan hal tersebut, Rasulullah SAW bersabda: Artinya, puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa bulan Muharram. (HR Muslim)
2. Menghapus dosa tahun sebelumnya. Puasa tanggal 10 Muharram juga menghapus dosa tahun sebelumnya. Seorang sahabat Abu Qatada radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Maka dia menjawab: Puasa pada hari Asyura. Itu menghapus dosa-dosa tahun lalu. (HR Muslim) Tentu perlu dipahami bahwa dosa-dosa yang disebutkan di sini tidak semuanya dosa, melainkan dosa kecil saja, bukan dosa besar.
3. Puasa satu hari sama dengan puasa 30 hari. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap muslim yang berpuasa di bulan Muharram, termasuk puasa Asyura dan Asyura, wajib berpuasa selama 30 hari. Inilah isi haditsnya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka dosanya adalah diampuni selama dua tahun, dan barangsiapa berpuasa satu hari pada hari Arafah. Selama bulan Muharram diberikan 30 pahala puasa setiap harinya. (H. Al-Tabarani dalam Al-Majamus Shaghir. Meskipun ini hadis yang buruk, namun tidak ada sana yang sulit)
4. Memperoleh pahala 10.000 bidadari dengan menggunakan Tarikh Al-Khamis oleh Syekh Hussain bin Muhammad bin Hassan Adiri Bakri, KH Shula Darat menjelaskan kepada para sahabatnya perintah Rasulullah SAW, untuk menaati puasa Asyura. Setiap Muslim yang menjalankan puasa ini akan diberi pahala 10.000 malaikat.
Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa berpuasa pada tanggal 10 Muharram, maka ia akan mendapat pahala sepuluh ribu malaikat, sepuluh ribu jemaah haji dan umrah, dan sepuluh ribu syuhada.
5. Timbul perbedaan antara Muslim dan Yahudi. Puasa pada tanggal 10 Muharram lebih dianjurkan daripada puasa diperpanjang pada tanggal 9 Muharram atau puasa pada tanggal 11 Muharram. Tujuan dari kedua puasa sunnah ini adalah untuk membedakan antara umat Islam dan Yahudi, yang sama-sama berpuasa Asyura. Imam Ahmad meriwayatkan ini dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu.
Atas wewenang Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, Marfa Marfa Marfa Marfa 3 Dan pernikahan dilangsungkan sehari kemudian (HR. Ahmad)
Terjemahan: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda: Puasa pada hari Asyura, dan berbeda dengan orang Yahudi, puasa sebelumnya dan setelah hari itu. (HR Ahmad) (miq/miq) Simak videonya di bawah ini: Video: Langkah Kehati-hatian Syariah untuk Mendominasi Bisnis Asuransi Syariah Ayat Berikutnya 8 Keutamaan Ramadhan, Pengampunan dan Penuh Berkah