illini berita Melahirkan Sang Penguasa Karang, Menyelamatkan dari Kanibalisme

JAKARTA, ILLINI NEWS- Di perairan biru Batam, harapan besar pun tumbuh. Hal ini tidak hanya berdampak pada penghuni laut yang dijuluki Penguasa Lobster dan Karang, namun juga masa depan perekonomian masyarakat pesisir yang menggantungkan penghidupan mereka pada kekuatan laut.

Di sana, Balai Budidaya Laut (BPBL) Batam yang berada di bawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadi penjaga mimpi besar budidaya lobster demi kelestarian dan kedaulatan laut Indonesia. 

Melalui model pembibitan lobster, BPBL Batam berperan untuk meningkatkan produksi lobster nasional melalui dua upaya besar, yaitu memproduksi benih lobster hingga 5 gram dan membudidayakan lobster hingga ukuran siap panen. Dengan langkah ini, budidaya lobster diharapkan menjadi sektor baru penopang perekonomian masyarakat pesisir.

Singkatnya, itu dimulai di sebuah ruangan yang disebut kamar bayi. Benih lobster tumbuh dengan sangat presisi hingga mencapai ukuran 5 gram. Tahap ini memerlukan pengawasan ibu untuk melindungi bayinya. Lingkungan air terpelihara dengan sempurna, suhu dikontrol agar konstan.

Setelah melewati pendederan, lobster dipindahkan ke keramba M untuk dipelihara hingga bobotnya mencapai 30 g. Teknologi modern seperti CCTV membantu dalam pemantauan, memastikan setiap lobster berhasil melewati proses ganti kulit. Kemudian, kandang L merupakan langkah terakhir sebelum lobster mencapai ukuran panen ideal

 

Meski demikian, perjalanan lobster bukan tanpa kendala. Salah satu tantangan terbesar dalam budidaya lobster adalah proses pergantian kulit (moulting) yang merupakan masa kritis bagi pertumbuhan.

Pada tahap ini, lobster menjadi sangat rentan tidak hanya terhadap tekanan lingkungan tetapi juga terhadap kanibalisme. Lobster yang masih rentan setelah berganti kulit sering kali memangsa satu sama lain, sehingga tingkat kelangsungan hidupnya lebih rendah.

Di sinilah inovasi BPBL Batam berperan penting. BPBL Batam menemukan solusinya melalui inovasi pakan lokal. Alih-alih hanya menggunakan ikan saja, mereka mengadopsi penggunaan kerang coklat Lombok atau kerang lokan yang dibudidayakan oleh petani setempat. Selain memberikan nilai ekonomis yang murah, makanan laut ini juga kaya akan nutrisi sehingga memperkuat lobster dalam masa pemijahan. Dengan asupan nutrisi yang optimal, risiko kanibalisme dapat dikurangi secara signifikan dengan meningkatkan SR lobster.

Proses budidaya di BPBL Batam menggunakan sistem pembibitan semi RAS yang canggih. Tahap awal benih lobster sebanyak 5 g ditempatkan pada tangki indoor selama dua bulan dengan kepadatan 150-250 ekor/m³.

Pada tahap ini pakan kerang menjadi kunci keberhasilan dalam mempertahankan tingkat SR hingga 90%. Lobster tersebut kemudian dipindahkan ke keramba M dan tumbuh hingga berat 30 g dengan SR sekitar 80% dalam waktu empat bulan. Tahap terakhir yaitu pemanjangan II pada keramba L membutuhkan waktu delapan bulan hingga lobster mencapai ukuran layak panen (300-500 g).

Selain nutrisi inovatif, BPBL juga menggunakan teknologi modern seperti pemantauan CCTV, pemisahan tanaman, dan ruang pendingin berkapasitas 10 ton untuk menjaga kualitas hasil panen. Hasilnya, produktivitas budidaya lobster meningkat dari 1,03 kg/m² menjadi 6 kg/m², sebuah lompatan besar yang mencerminkan efektivitas pendekatan terpadu ini.

Selain meningkatkan produksi, BPBL Bawah berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dengan melibatkan petani lokal dalam rantai pasok makanan laut. Selain itu, teknologi ini akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan membantu meningkatkan pendapatan negara di masa depan

Melalui sinergi antara teknologi, sumber daya lokal, dan strategi berkelanjutan, BPBL Batam berupaya menciptakan sistem budidaya lobster yang senantiasa efisien dan bernilai tinggi.

Kedepannya, sistem model ini dapat diterapkan, dikembangkan lebih luas, atau direplikasi di perairan Indonesia lainnya untuk mendukung budidaya lobster secara adil dan berkelanjutan.

Ke depan, keberhasilan tersebut tidak hanya dapat memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian daerah, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai pemain utama industri lobster global.

ILLINI NEWS Riset Indonesia (MB/MB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *