Jakarta, ILLINI NEWS – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI turut berkontribusi dan berpartisipasi aktif dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan. Hal ini merupakan bentuk komitmen dan dukungan Bank Negara terhadap aksi perubahan iklim.
Regenerasi mangrove BNI mendukung upaya mengatasi krisis iklim
BNI aktif melaksanakan program BNI Go Green untuk mendukung kelestarian lingkungan. Salah satu yang menarik dari BNI Go Green adalah penghijauan mangrove. Program yang dilaksanakan BNI bekerjasama dengan masyarakat sekitar Teluk Pangpang, Desa Wringin Putih, Banyuwangi, menanam +5-165.000 pohon mangrove di lahan seluas 50 hektar (Ha). Tak hanya tanaman, selama 3 tahun ini BNI turut aktif menjaga pertumbuhan pohon mangrove bersama masyarakat setempat.
Dampak dari proyek reboisasi mangrove antara lain upaya mengatasi krisis iklim yang berdampak langsung terhadap penghidupan nelayan/masyarakat pesisir, konservasi ekosistem pesisir, dan peningkatan kesejahteraan nelayan +/- 500/Basic. Masyarakat yang terkena dampak konservasi alam dan diversifikasi sumber pendapatan serta peluang penyerapan karbon.
BNI secara konsisten mendukung program Penghijauan dalam beberapa tahun terakhir, antara lain Program Rehabilitasi Lahan Cijeruk di Desa Tajurhalang, Bogor, berupa penanaman pohon buah-buahan dan kayu keras seluas 50 hektar. Pengukuran dampak program ini dengan metode Social Return On Investment (SROI) memperoleh skor 2,3. Dengan nilai tersebut berarti setiap investasi Rp 1 – Anda mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 2.30 dan program ini memberikan laba atas investasi sebesar 230%.
Upaya rehabilitasi mangrove dilakukan untuk mendukung pencapaian target operasional BNI (NZE) pada tahun 2028.
BNI melindungi satwa umum Indonesia dan mendukung konservasi badak jawa dan orangutan kalimantan
Selain penghijauan, BNI Go Green juga fokus pada kegiatan konservasi Jawa (Rhinoceros sondaicus). Badak Jawa merupakan salah satu dari lima badak yang tersisa di dunia. Hal ini dilakukan BNI bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Taman Nasional Ujung Kulon, dan Aliansi Kelestarian Hutan Terpadu (ALeRT). Badak jawa hanya dapat ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Banten.
Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan informasi dasar untuk mengetahui pengelolaan populasi badak jawa dengan menggunakan metode dasar informasi genetik. Metode genetik dianggap tepat untuk pengelolaan populasi kecil yang rentan terhadap rendahnya keragaman genetik. Intervensi pengelolaan populasi harus mampu memberikan keragaman genetik dan mencegah depresi reproduksi. Selain genetika, BNI juga membantu pendirian Sekolah Peternakan Kerbau (SLPTK) bagi para peternak di sekitar TNUK. Tujuannya untuk memastikan kerbau di sekitar TNUK dalam keadaan sehat dan menghilangkan kemungkinan penularan penyakit ke badak jawa.
Dukungan dari berbagai pihak, salah satunya dari BNI, diharapkan dapat menjaga keanekaragaman genetik badak jawa sehingga tentunya akan membantu upaya penyelamatan satwa dilindungi tersebut dalam jangka panjang.
Tak hanya Badak Jawa, BNI GoGreen juga mendukung Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus), bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF). Kolaborasi ini menciptakan profil rehabilitasi Orangutan dan penanaman pohon di habitat tempat tinggal satwa tersebut.
Dalam hal ini, BNI memberikan dukungan pembiayaan kebutuhan dua ekor badak di Balai Rehabilitasi Satwa Orangutan Nyaru Menteng Kalimantan Tengah. Dua ekor kera, Jessy (6 tahun) dan Moci (2 tahun), mendapat bantuan dari BNI berupa Makanan, Susu, Obat-obatan dan Vitamin, serta peningkatan kesejahteraan hewan.
Kegiatan penanaman pohon di lahan seluas 4 Ha dilakukan di Samboja Lestari, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Penanaman pohon tersebut juga dilakukan dengan masa perawatan selama lima tahun untuk memastikan pohon tersebut terus tumbuh dan bertahan sehingga layak untuk ditinggali Orangutan.
Daur ulang sampah seragam BNI mendukung ekonomi sirkular
Tak hanya itu, BNI melalui BNI GoGreen juga melakukan kegiatan pengolahan seragam dan garmen BNI yang layak pakai. Pada tahun 2024, BNI akan mengolah limbah seragam dan garmen masyarakat sebanyak 24,1 ton dari target awal sebesar 7,8 ton. Sampah yang dikumpulkan berupa seragam BNI kadaluwarsa serta pakaian layak pakai oleh BNI Hi-Movers dan masyarakat.
Sampah yang terkumpul didaur ulang dengan tiga konsep: 70,57% atau 17,5 ton didaur ulang, 24,27% atau 5,5 ton disumbangkan ke masyarakat kurang mampu, dan 5,16% atau 1,12 ton didaur ulang. Untuk produk berkualitas tinggi adalah sepatu. Dalam prosesnya, BNI menggandeng mitra perajin lokal sekaligus mendorong terciptanya pemberdayaan perempuan.
Daur ulang seragam merupakan salah satu upaya BNI dalam mendukung ekonomi sirkular, yaitu membawa kebaikan bagi lingkungan sekaligus meningkatkan pergerakan ekonomi masyarakat setempat.
(hura/hura) Simak video berikut ini: Video: BNI prediksi pertumbuhan kredit perbankan 10% pasca anjloknya BI rate Artikel selanjutnya BNI Java Jazz Festival permudah transaksi generasi penerus