Jakarta, ILLINI NEWS – Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana meningkatkan rasio utang pemerintah terhadap PDB secara bertahap. Namun hal tersebut tidak akan mengubah rasio utang terhadap PDB yang ditetapkan dalam UU Keuangan Publik sebesar 60% PDB.
Hal itu diungkapkan kakak Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, sekaligus anggota Pengurus Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran saat menghadiri pertemuan dengan pengusaha Kamar Dagang dan Industri Indonesia di Jakarta. , Senin (7/10/2024).
Hashim berkata: “Saya kira sudah dua kali dikoreksi, media asing, belum termasuk media dalam negeri, media asing. Pak Prabowo tidak akan bertambah, tidak akan tiba-tiba menambah utang negara. Tidak ada yang serius.”
Hashim mengatakan, pemerintahan Prabowo ke depan akan memastikan pengelolaan utang sejalan dengan keberhasilan yang diraih pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Namun, ia menegaskan porsi utang terhadap PDB tidak bisa terus berada di kisaran 40%, karena negara lain sudah berada di atasnya.
“Ini kemenangan Pak Jokowi, kemenangan Ibu Sri Mulyani, bahwa utang negara kita sangat rendah. Sangat rendah, bahkan 40% dari produk domestik bruto negara. Ini kemenangan yang luar biasa. Tetangga kita Malaysia adalah 61% dari produk nasional bruto Filipina 57%, Thailand 54%, dan Indonesia kurang dari 40%”.
Ia mengatakan, kebijakan peningkatan rasio utang terhadap PDB ke depan akan diikuti dengan kemampuan pemerintah dalam meningkatkan rasio pajak pemerintah terhadap PDB dari 12,7 menjadi 23%.
“Karena ini peluang kita karena kita dianggap belum punya kapasitas yang cukup. Tapi undang-undang dibatasi 60%, kita tidak sampai 40. Jadi ide kita, tutup celahnya, pendapatan pemerintah. . Saat itulah kita dapat meningkatkan lebih banyak”.
Hashim mengatakan, peningkatan rasio utang terhadap PDB akan dilakukan secara bertahap setiap tahunnya, sekitar 1%-2%. Dia memastikan, kenaikan bertahap tersebut akan dilakukan guna menyelesaikan permasalahan anggaran program-program besar Prabowo, seperti pemberian makanan bergizi gratis kepada anak-anak dan ibu hamil dua kali sehari, hingga penyediaan perumahan di perkotaan dan pedesaan.
Hashim mengatakan: “Mungkin setiap tahun kita bisa menambah 1-2. Oleh karena itu, tidak benar kita tiba-tiba menambah utang negara. Pelan-pelan, bertahap, mungkin 5 tahun, 10 tahun, mari kita tetap berhati-hati” . .
“Tolong sampaikan kepada teman-teman luar negeri, kami akan tetap hati-hati. Tapi wajar-wajar saja, tapi kami akan online, mungkin kami akan lebih kuat, untuk memenuhi perjanjian,” tegasnya.
Ia juga mengatakan, pembatasan peningkatan utang akan terus dilakukan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Belanja Negara sebesar 60% dari produk domestik bruto negara. “Ada batasannya ya 50%, dan tidak (ada perubahan), pokoknya tidak,” kata Hashim. .