Jakarta, ILLINI NEWS – Dunia penerbangan kembali berduka menyusul jatuhnya pesawat Jeju Air di Bandara Muan Korea Selatan.
Pesawat ini dikabarkan mengalami kecelakaan saat mendarat, salah satu penyebabnya diduga karena serangan burung. Jadi apa sebenarnya serangan burung itu? Seberapa berbahayanya bagi dunia penerbangan? Berikut penjelasannya.
Serangan burung mengacu pada insiden di mana sebuah pesawat menabrak burung yang sedang terbang. Meski terdengar sederhana dan sering terjadi, tabrakan antara pesawat dan burung bisa menimbulkan akibat yang sangat serius. Dalam beberapa kasus, serangan burung bahkan bisa menjadi faktor penyebab kecelakaan fatal.
Menurut Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), serangan burung dapat mengganggu operasional pesawat, terutama jika burung yang tertabrak tersebut terhirup ke dalam mesin pesawat.
Jika hal ini terjadi, mesin jet bisa kehilangan tenaga atau bahkan berhenti bekerja sama sekali di udara. Kejadian seperti ini merupakan ancaman yang serius, karena mesin pesawat merupakan elemen utama yang membuat pesawat dapat terus terbang dengan aman.
Berdasarkan data yang dihimpun ICAO, bird strike sering terjadi di bandara-bandara yang terletak di dekat habitat burung seperti wilayah pesisir, lahan basah atau wilayah dengan padang rumput yang luas. Risiko terbesar biasanya terjadi pada fase lepas landas atau mendarat ketika burung terbang rendah dan kemungkinan besar ada pesawat yang berada di jalurnya.
Philip Butterworth-Hayes, seorang konsultan penerbangan, menjelaskan bahwa meskipun serangan burung jarang menimbulkan kerusakan besar, ada beberapa kasus yang menunjukkan potensi bahayanya.
Salah satu insiden serangan burung yang paling terkenal adalah “Miracle on the Hudson” pada tahun 2009, ketika US Airways Airbus A320, US Airways Penerbangan 1549, kehilangan kedua mesinnya setelah bertabrakan dengan sekawanan burung. beberapa saat setelah lepas landas dari Bandara LaGuardia New York.
Akibatnya, pilot harus melakukan pendaratan darurat di Sungai Hudson. Berkat tindakan cepat dan kepiawaian sang pilot, seluruh penumpang dan awak pesawat berhasil selamat tanpa ada korban jiwa.
Selain insiden “Keajaiban di Hudson”, ada beberapa kematian lain yang disebabkan oleh serangan burung, antara lain:
1. Jenis pesawat: Air New Zealand – penerbangan Airbus A320-232 (ZK-OJQ) NZ412
Waktu kecelakaan: 28 November 1979
Lokasi kecelakaan: Bandara di sekitar Bandara Wellington
Bug: Motor V2500 gagal saat dijalankan dalam operasi terus menerus yang diperbolehkan setelah seekor burung menabrak inti motor.
Kematian:-
2. Jenis pesawat: Ryanair – Boeing B737-800AS (EI-DYG) penerbangan FR4102
Waktu kecelakaan: 10 November 2008
Lokasi kecelakaan: Bandar udara di sekitar Bandara Ciampino Roma (LIRA)
Kerusakan: Kedua mesin kehilangan daya dorong, roda pendaratan utama merapat, dan bagian bawah selubung baling-baling mesin kiri menyentuh landasan.
Kematian:-
3. Jenis pesawat: GO Airlines – Airbus A320-214 (VT-GOS) penerbangan G8338
Waktu kecelakaan: 21 Juni 2017
Lokasi kecelakaan: Di Runway 09 Delhi, India.
Kerusakan: Mesin 1 mati dan ujung depan kedua bilah baling-baling rusak
Kematian:-
4. Tipe Pesawat : BMIBABY – BOEING B737-3Q8 (G-OBMP)
Waktu kecelakaan: 8 Februari 2017
Lokasi Kecelakaan: Area dekat Runway (RWY) 09 di EIKN
Kerusakan : Kerusakan terjadi pada kedua mesin pesawat
Kematian:-
5. Jenis pesawat: Pan American World Airways – Boeing – penerbangan B707-321B (N-892PA) PA812
Waktu kecelakaan: 23 Februari 2016
Lokasi kecelakaan: Area dekat landasan pacu Bandara Honolulu, Amerika Serikat
Kerusakan : kerusakan mesin EPR no. 2 dan rakitan roda pendaratan utama kiri rusak
Kematian:-
6. Jenis pesawat: KLM – Boeing – B737-400 (PH-BTC) penerbangan KL1673
Waktu kecelakaan: 23 Januari 2016
Lokasi kecelakaan: Berangkat dari Amsterdam
Kegagalan: Kegagalan roda pendaratan hidung
Cedera: 5 penumpang luka ringan
7. Jenis pesawat: US Airways penerbangan A320-214 (N106US) US1549
Waktu kecelakaan: 15 Januari 2009
Lokasi Kecelakaan: Sungai Hudson sekitar 21,5 mil dari Bandara LaGuardia (LGA), New York City, New York.
Kerusakan: Hampir kehilangan daya dorong pada kedua mesin
Cedera: 4 penumpang luka berat
8. Jenis Pesawat: Kalitta Air – Boeing – B747-209F (N-704CK) penerbangan K4706
Waktu kecelakaan: 25 Mei 2008
Lokasi kecelakaan: Landasan pacu 20 Bandara Brussels, Belgia
Kerusakan : rusak parah dan pecah menjadi 3 bagian
Korban jiwa: 4 awak kapal dan satu penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat, namun hanya mengalami luka ringan.
9. Jenis pesawat: Jeju Air 7C 2216
Waktu kecelakaan: 30 Desember 2024
Lokasi kecelakaan: Landasan pacu Bandara Internasional Muan di barat daya Korea Selatan (Korea Selatan).
Kerusakan: Pesawat meledak, roda pendaratan awal tidak keluar.
Korban: 179 orang meninggal.
Tabrakan dengan burung tidak hanya mengancam keselamatan penumpang dan awak kapal, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar.
Maskapai penerbangan dan otoritas bandara di seluruh dunia menghabiskan miliaran dolar setiap tahunnya untuk upaya mencegah serangan burung, seperti memasang sistem radar untuk mendeteksi burung, mengeluarkan burung dari sekitar bandara, dan merancang mesin yang lebih tahan benturan.
Meskipun langkah-langkah mitigasi diterapkan di seluruh dunia, serangan burung tetap menjadi salah satu tantangan terbesar dalam industri penerbangan modern. Oleh karena itu, penting bagi para pemangku kepentingan untuk terus mengembangkan teknologi dan strategi untuk mengurangi risiko insiden yang mungkin terlihat kecil namun dapat berdampak besar.
(mungkin)