berita aktual Jokowi Akhirnya Buka Suara Soal Deflasi 5 Bulan Beruntun

JAKARTA, ILLINI NEWS – Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya buka suara soal kondisi deflasi yang melanda Indonesia selama 5 bulan.

Ditegaskannya, deflasi dapat disebabkan oleh dua hal, pertama, turunnya harga karena pasokan yang baik dan pasokan barang-barang kebutuhan pokok. Kedua, deflasi juga bisa terjadi akibat menurunnya daya beli.

Jadi pertama-tama kita harus mencari tahu mana di antara kedua hal ini yang menyebabkan deflasi. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah demonetisasi merupakan peringatan risiko atau justru memberikan manfaat bagi masyarakat.

“Pertama, coba dicek apakah deflasi tersebut karena harga komoditas yang rendah, pasokan yang baik, transportasi tidak ada hambatan, atau daya beli memang menurun. 2024), Kepulauan Nusantara (IKN), kata Jokowi di Ibu Kota Kalimantan.

Namun, dia menegaskan pengendalian harga, baik deflasi maupun inflasi, harus terkendali dengan baik agar semua pihak tetap mendapatkan keuntungan. Di sisi lain, produsen dan distributor tetap bisa memperoleh keuntungan komersial, dan di sisi konsumen bisa mendapatkan harga yang terjangkau.

“Baik inflasi atau inflasi, keduanya harus dikendalikan agar harga tetap tidak merugikan produsen, baik itu petani, nelayan, UMKM, produsen. Tapi harga juga tidak naik dari sisi konsumen,” kata Jokowi.

Inflasi periode Mei-September 2024 secara bulanan (month-on-month/mtm) selama lima bulan berturut-turut. Situasi serupa terjadi pada tahun 1998/1999. ketika deflasi terjadi.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (1/10/2024) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) secara bulanan atau bulanan (mtm) pada September 2024 turun 0,12% atau tercatat deflasi. Angka deflasi tersebut lebih dalam dibandingkan level 0,03% pada Agustus 2024.

Sebagai catatan, Indonesia terakhir kali mengalami deflasi (mtm) selama lima bulan pada tahun 1999. Pada tahun tersebut, Indonesia mengalami delapan bulan berturut-turut yakni Maret (-0,18%), April (-0,68%), Mei (-0,28%), Juni (-0.34%), Juli (-1.05%), Agustus (-0.71%), September (-0.91%) dan Oktober (-0.09%).

Perlu diketahui, kondisi perekonomian Indonesia sempat terganggu akibat krisis tahun 1997/1998.

(haa/haa) Simak video di bawah ini: Video: Jokowi Hadapi 2 Pesan “Buruk” Jelang Masa Jabatan Presiden yang Tinggal Satu Bulan Artikel selanjutnya Hati-hati! Risiko resesi RI mungkin berkembang akibat deflasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *