illini berita Izin Ekspor Tembaga Bakal Diperpanjang ke Awal 2025? Ini Kata Rosan

Jakarta, ILLINI NEWS – Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan P. Roeslani memberikan pendapatnya soal perpanjangan masa izin ekspor konsentrat tembaga, khususnya untuk PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara, setelah izin ekspornya habis pada tanggal 31 Desember 2024.

Rosan mengungkapkan kemungkinan ada pembicaraan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga. Namun, dia masih belum mau memberikan rincian lebih lanjut.

“Iya itu (perpanjangan izin ekspor konsentrat) masih dalam pembahasan, mungkin saya belum bisa bicara lebih banyak,” jelasnya saat ditemui usai jumpa pers di kantornya di Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Yang pasti, kata Rosan, pihaknya perlu lebih banyak berdiskusi dengan pemangku kepentingan lainnya terkait perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga. Dia menegaskan, persoalan ini harus sesuai dengan aturan yang ada.

“Mungkin kita perlu berbicara dengan beberapa pemangku kepentingan lagi untuk memastikan semuanya berjalan baik dan sesuai aturan yang ada,” imbuhnya.

Secara terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyinggung kemungkinan perluasan penjualan konsentrat tembaga, khususnya ke PTFI dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara.

Bahlil mengatakan, jika smelter atau alat pemurnian dan pengolahan kedua perusahaan tersebut belum dapat beroperasi penuh setelah 31 Desember 2024, maka memerlukan waktu hingga 2 bulan lagi.

“Kalau Freeport rencana puncaknya Desember (2024). Jadi puncaknya, pabriknya seperti apa? Kalau misalnya pabriknya tidak bisa cover 100% karena ada hal yang bisa diperhitungkan, kita mungkin tertunda, tapi mungkin paling lama 1 bulan-2,” kata Bahlil di TMII, Jakarta, Minggu (13/10/2024).

Dia menegaskan, peningkatan izin ekspor menjadi kekhususan kedua perusahaan karena perusahaan tersebut membangun smelter tembaga untuk melaksanakan rencana hilirisasi di dalam negeri.

Bahlil mengatakan, kilang tersebut bisa menimbulkan risiko jika kilang tersebut beroperasi penuh pada Desember 2024.

“Bangun smelter, kemarin hanya COD, terus pabriknya tidak bisa didorong sampai 100. Nah, lihat 2-3 bulan ke depan, pabriknya tidak akan lebih dari 100%. Kalau dipaksakan, pabriknya akan meledak, jadi kalau kita tidak ekspor, itu tidak adil bagi kami, dia membangun investasi yang besar tetapi tidak melakukan ekspor antara produksi dan kapasitas di industrinya, itu selisihnya yang penting, tapi itu belum kita hitung,” ujarnya.

(wia/wia) Simak video di bawah ini: Video: Freeport Jadi Tambang Tembaga Hulu-Hilir Terbesar di Dunia Artikel Selanjutnya Rosan Roeslani Resmi Jadi Menteri Investasi, Gantikan Bahlil Lahadalia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *