Jakarta, ILLINI NEWS – Pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto bertujuan untuk mengakhiri kebocoran pemerintah. Salah satu aspek perpajakan adalah potensinya sebesar Rp 300 triliun yang lepas dari kendali Otoritas Pajak (DJP).
Hashim Djojohadikusumo yang tergabung dalam tim kampanye nasional Prabowo mengatakan, “Rp 300 triliun belum dibayarkan, ini informasi yang dihimpun pemerintah, jadi Pak Prabowo siap, kami sudah mendaftarkan lebih dari 300.” TKN) dikutip Pengurus dalam pertemuan dengan pengusaha, Selasa (10/8/2024) di Gedung Kadin Indonesia.
Hashim tak menyebut secara spesifik pengusaha nakal tersebut, namun diyakini bukan anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
“Saya tidak melihat teman Kady di daftar. Saya tidak melihatnya, tapi saya akan periksa lagi, nanti akan ada pengingat ramah, akan ada pengingat ramah, bayar.”
Menurut Hashim, hal ini akan mendorong pendapatan pemerintah lebih tinggi dibandingkan sekarang. “Jadi, celah-celah itu kita tutup tanpa menaikkan tarif pajak. Kita harus turunkan tarif pajak dari 22% menjadi 20%, dan segera kita ke Singapura dan Hong Kong,” ujarnya.
“Saya ingin tegaskan, rekan-rekan kita banyak yang prihatin, agar tarif pajaknya tidak naik,” ujarnya.
Namun, Hashim mengatakan kebijakan tersebut memiliki satu tujuan, yakni agar selama lima tahun pemerintahan Prabowo ke depan, para pengusaha tidak bisa berbuat curang atau menghindari pembayaran pajak. (arj/mij) Simak videonya di bawah ini: Video: Ditjen Pajak Kini Bisa Lihat Faktur di Atas Rp 1 Miliar Artikel berikutnya Pajak khusus Kemenkeu tidak menjamin setoran reguler, lebih baik!