Jakarta, ILLINI NEWS – Rupiah mengalami depresi untuk dolar AS setelah Badan Statistik Pusat (BPS) mengumumkan data dari Indonesia Bruth Domestic Products (PDB) meningkat lebih dari 5% pada tahun 2024, tetapi di bawah 2023.
Laporan Refinitiv, Rupiah tampaknya melemah 0,31% pada Rp 16.330/US $ hari ini, Kamis (6 Februari 2025). Posisi ini berbanding terbalik dengan meredam negosiasi kemarin (5 Februari 2025), meningkat 0,37%.
Penyesuaian terjadi pada Rupiah hari ini dicurigai karena bereaksi terhadap data ekonomi BPS kemarin, tidak sejalan dengan asumsi makro APBN 2024.
Sebagai informasi, BPS mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal keempat 2024 (tahun demi tahun/yoy) meningkat sebesar 5,02%. Setahun (2024), ekonomi hanya meningkat sebesar 5,03%. Angka ini lebih kecil dari dengan asumsi APBN 2024, 5,2%Tumbh.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 telah menjadi yang terendah dalam tiga tahun terakhir. Pertumbuhan juga jauh lebih rendah daripada target pemerintah dalam anggaran negara pada tahun 2024. Namun, ekonomi masih berkembang pada tingkat historis, 5% di tengah masalah dengan cepat melemahkan daya beli.
PLT Kepala Badan Statistik Pusat Amalia Adineg Widyasanti mengatakan bahwa biaya berkontribusi banyak untuk PDB adalah konsumsi domestik (RT) dengan 53,71% meningkat sebesar 4,98%. Setelah itu, total modal tetap (PMTB) atau investasi telah mencatat kontribusi 30,12% dan pertumbuhannya mencapai 5,03%.
“Ketika terlihat dari sumber pertumbuhan pada kuartal keempat 2024, konsumsi keluarga masih menjadi sumber pertumbuhan untuk biaya 2,62%,” kata Amalia dalam konferensi pers BPS, keempat (5/ 5/2025).
ILLINI NEWS Research (Rev/Rev) Tonton video di bawah ini: Video: IHSG telah turun tajam sampai Rupiah melemah hingga 16.300 RP