JAKARTA, ILLINI NEWS – Trading saham dan investasi sering kali dimaknai sebagai hal yang sama, meski terdapat perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
Meskipun perdagangan berfokus pada keuntungan jangka pendek, investasi bertujuan untuk mengakumulasi aset dalam jangka panjang dengan harapan meningkatkan nilai kekayaan.
Perdagangan lebih cocok bagi mereka yang memiliki profil risiko agresif karena memerlukan keputusan cepat dan sering kali memanfaatkan fluktuasi harga pasar. Namun fluktuasi tersebut seringkali memicu emosi yang dapat mengganggu strategi trading.
Ketika emosi mulai mengambil alih, keputusan jual beli seringkali melenceng dari rencana awal. Misalnya, seorang pedagang mungkin terburu-buru menjual saham ketika harganya sedikit naik atau turun, yang sebenarnya mengurangi keuntungan dan potensi pertumbuhan portofolionya.
Jadi bagaimana Anda mengendalikan emosi saat berdagang? Berikut beberapa tips yang bisa Anda ikuti: Jangan gunakan seluruh uang Anda
Disarankan untuk memulai trading dengan modal kecil atau jumlah yang bersedia Anda tanggung jika terjadi kerugian. Tidak ada aturan yang tegas dan tegas mengenai jumlah modal yang ideal karena toleransi risiko setiap orang berbeda-beda.
Misalnya dengan modal Rp 100 juta, Anda bisa rugi hingga Rp 40 juta jika harga saham turun 40%. Apakah Anda masih nyaman dengan risiko ini?
Jika tidak, sesuaikan jumlah modal Anda hingga tingkat risiko terasa lebih nyaman. Pastikan modal yang digunakan bukan uang yang akan dibutuhkan dalam waktu dekat dan bukan uang pinjaman.
Anda bisa menjaga emosi lebih stabil dengan memulai dengan modal kecil dan menggunakan dana non-darurat sehingga keputusan trading dapat diambil secara rasional dan terencana. Anggaplah trading sebagai proses pembelajaran
Salah satu kunci sukses dalam trading adalah melihat setiap transaksi sebagai bagian dari proses pembelajaran. Tujuannya tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan, tetapi juga untuk memahami cara meminimalkan risiko.
Ingat, pasar saham buka setiap hari kerja, jadi tidak perlu terburu-buru mengambil keputusan. Selalu ada peluang berikutnya untuk berdagang.
Luangkan waktu untuk mengamati pola pergerakan harga, terutama saat pasar sedang turun. Dengan cara ini Anda dapat mengidentifikasi momen terbaik untuk masuk atau keluar pasar. Jangan terburu-buru memanfaatkan manfaatnya. Tetap tenang dan amati kondisi pasar. Apakah tren tersebut masih berlanjut atau sudah mencapai puncaknya? Gunakan analisis teknis
Saat berdagang, penting untuk memahami analisis teknis untuk memprediksi pergerakan harga saham selanjutnya. Dengan memahami analisa teknikal, Anda dapat menentukan titik masuk dan keluar yang ideal berdasarkan pola grafik dan indikator teknis.
Misalnya, Anda dapat mencatat area resistensi sebagai titik pengambilan keuntungan potensial. Resistance merupakan level harga tertinggi yang cenderung mengalami tekanan jual, sehingga saham bisa saja turun begitu mencapai level tersebut.
Sebaliknya jika suatu saham mengalami breakout dari level support, hal ini bisa menjadi sinyal bahwa risikonya terbatas karena ada potensi saham tersebut akan terus melemah. Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, Anda dapat meningkatkan kontrol emosi Anda saat berdagang. dan mengambil keputusan pembelian dan penjualan yang lebih fokus dan rasional. Jangan lupa untuk berinvestasi juga
Jika tujuan trading adalah untuk menambah penghasilan, maka investasi saham bertujuan untuk menambah kekayaan di masa depan. Analisis yang Anda gunakan dalam investasi saham adalah analisis fundamental.
Dengan menguasai analisis fundamental, Anda dapat dengan mudah memahami kesehatan keuangan emiten dan mengetahui prospeknya ke depan.
Apakah Anda ingin mempelajari analisis laporan keuangan untuk memaksimalkan hasil investasi saham Anda? Daftar kelas uang sekarang.
Hanya dengan Rp 50rb, Anda bisa mendapatkan informasi saham langsung dari analis saham ILLINI NEWS. Tunggu apa lagi, daftar sekarang juga.
(aak/aak) Tonton video di bawah ini: Video: Simak! Tips Untung dari Saham Usai Pelantikan Prabowo-Gibran Artikel selanjutnya Sudah bertahun-tahun tidak untung dari reksa dana? Inilah solusinya