Jakarta, ILLINI NEWS – Kementerian Pertanian menyatakan peran kelapa sawit sangat penting dalam menjaga ketahanan pangan dan energi. Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan pemanfaatan minyak sawit untuk energi terbarukan akan terus berlanjut di bawah pemerintahan baru yang dipimpin oleh presiden baru Prabowo Subianto.
Sudaryono mengatakan, menurut pemerintahan Prabowo, pemerintah menargetkan peningkatan biodiesel yang ditambahkan ke solar sebesar 50% atau B50 dibandingkan yang saat ini diterapkan yaitu B35. Sejauh ini Indonesia telah menerapkan program biodiesel B35 yang dilaksanakan hingga tahun 2023.
“Kita berhasil mengekstrak B35 dari kurma. Presiden terpilih ingin B50 menjadi B50 pada tahun 2025, artinya lebih banyak (kurma) yang dialokasikan untuk energi,” ujarnya di Gedung Kementerian Pertanian, Rabu (9/2019). 10))
Menurutnya, tantangan dalam meningkatkan produksi biodiesel dan solar adalah terbatasnya lahan perkebunan kelapa sawit. “Kalau (sawit) dijadikan energi, pangan (sawit) akan berkurang,” imbuhnya.
Namun potensi produksi minyak sawit di Indonesia sangat besar mengingat besarnya pangsa pasar sektor kelapa sawit di Indonesia. “Ini pengelola (sektor) pertama di negara kita, 58 poin, hampir 60% pasar CPO dunia di Indonesia,” ujarnya.
Sekadar informasi, calon presiden baru, Prabowo Subianto, mempunyai impian untuk mempercepat pengembangan B50 saat ia menjabat pada Oktober tahun depan. Prabowo menilai hal ini bisa menyelamatkan Indonesia dari impor hingga Rp300 triliun lebih.
Prabowo pernah mengatakan target B50 bisa diterapkan di seluruh Indonesia pada akhir tahun ini, atau paling lambat tahun depan. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada minyak impor untuk membuat solar. Pada akhirnya, Prabowo yakin Indonesia bisa menghemat $20 miliar atau sekitar Rp 309,7 triliun.
Pekerjaan rumah kedua yang dilakukan B50 adalah soal peningkatan kualitas solar yang dihasilkan. Pemerintah sebaiknya mengembangkan produksi biodiesel dari minyak nabati hydrotreated (HVO), yang memerlukan investasi besar.
Selain meningkatkan kualitas, perlu juga memperkuat infrastruktur di industri sayuran dan solar. Ini membutuhkan waktu dan investasi. Dengan adanya penambahan minyak nabati B50 dan B60, maka perlu dipastikan cadangan minyak sawit juga meningkat.
Menurut dia, produksi sawit harus ditingkatkan dua kali lipat untuk memenuhi kebutuhan B50 dan B60. Menurutnya, Program Revitalisasi Sawit Rakyat (PSR) perlu ditingkatkan untuk mendongkrak produksi sawit.
(ayh/ayh) Tonton video di bawah ini: Video: Strategi produsen minyak sawit dalam menghadapi harga dan perubahan iklim