Jakarta, ILLINI NEWS – Platform crowdfunding Kitabisa resmi memasuki pasar asuransi dengan berdirinya PT Asuransi Jiwa Syariah Kitabisa (Kitabisa Insurance). Hal ini terjadi setelah Kitabisa Group mengakuisisi PT Asuransi Jiwa Syariah Amanah Giri Artha (Amanah Githa).
Sebelumnya pada Mei 2021, Kitabisa mendapatkan program subsidi asuransi dan program investasi ventura patungan dari OJK. Belakangan, program tersebut ditutup oleh Badan Jasa Keuangan (OJK) karena Kitabisa tidak memiliki izin asuransi.
Pada tahun 2023, Kitabisa mengakuisisi PT Asuransi Jiwa Syariah Amanah Githa dan berganti nama menjadi PT Asuransi Jiwa Syariah Kitabisa. Kini perusahaan tersebut telah mendapat izin dan berada di bawah pengawasan OZhK.
CEO Kitabisa Insurance Brian Silphanus menyatakan, pihaknya ingin mengembalikan semangat asuransi sebagai inisiatif antar masyarakat yang saling mencari saat terjadi bencana. Hal ini diyakini karena gotong royong yang dilakukan Kitabisa di platform digital.
“Asuransi Kitabisa menghadirkan pendekatan baru dalam industri asuransi dan mengedepankan semangat gotong royong. Dengan memberikan edukasi bahwa berasuransi bukan hanya sekedar risiko finansial, tapi terciptanya komunitas yang saling membantu dan berbagi beban bersama,” ujarnya dalam keterangan resmi yang disampaikan, Rabu (16/10/2024). .
Selain itu, Brian mengatakan pihaknya berupaya memanfaatkan peluang yang ada di industri asuransi Indonesia. Sebagai gambaran, Laporan Pemantauan Asuransi ASEAN 2022 menemukan penggunaan asuransi di Indonesia masih sebesar 1,4%. Posisi tersebut berada di bawah Singapura yang sebesar 12,5%, Malaysia sebesar 3,8%, dan Thailand sebesar 4,6%.
Karena masih rendahnya tingkat penggunaan asuransi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan di Indonesia pada akhir tahun 2022 sebesar Rp 1.882.640. Otoritas berencana mencapai Rp 2.400.000 pada tahun 2027.
Sementara Asuransi Kitabisa sendiri mencatatkan aset perusahaan sebesar Rp 151,9 miliar pada tahun 2023 saja, nilai yang meningkat sebesar 35% year-on-year. Selain itu, jumlah dana yang dihimpun Tabarru sebesar Rp13,8 miliar atau meningkat 8 persen dibandingkan tahun 2022. (mkh/mkh) Simak video di bawah ini: Video: Mengukur Dampak Pemilu AS terhadap Pasar Indonesia Artikel Berikutnya Pendapatan AIA Tembus Rp 1,6 Triliun di 2023, Jadi Katalis