JAKARTA, ILLINI NEWS – Presiden -Selek Prabowo Subanto dibatalkan membentuk Badan Penghasilan Negara (BPN) pada hari -hari awal masa pemerintahannya. Faktanya, pemberian pajak Direktorat Umum, serta pajak bea cukai dan cukai dari Kementerian Keuangan, adalah salah satu program kerja yang diluncurkan selama periode kampanye. Apa itu mengapa?
Kepala pengusaha nasional baru (Ratta) Anggawira menduga bahwa penundaan itu terjadi sebagai bagian dari dinamika formasi kabinet. Menurutnya, pembentukan tubuh baru akan sama pentingnya dengan waktu BPN.
“Jika ada tubuh baru, itu tentu membutuhkan penyesuaian, telah dikelola, sumber daya manusia, dll.
Angggawira mengatakan keputusan untuk ‘memisahkan’ pajak dari kementerian keuangan adalah keputusan besar. Menurutnya, dampak perubahan harus diprediksi, terutama jika keadaan ekonomi dunia tidak seperti sekarang.
“Dengan ekonomi yang sangat tinggi dan situasi yang tidak aman di sisi global, saya harus berhati-hati, tetapi saya tidak berpikir saya ingin mengambil risiko,” kata kepala kelompok kewirausahaan Prabowo-Hibran dalam pemilihan presiden 2024.
Angggawira mengatakan keputusan Prebowo untuk lebih berhati -hati juga dilihat oleh pemilihan menteri di bidang ekonomi. Seperti yang diketahui, Prabowo cenderung melindungi Menteri Ekonomi di era Presiden Joko Widodo. Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Koordinasi Ekonomi Airlangga Dearo.
“Sebagai orang yang benar -benar anak muda yang memasuki pemerintah atau kementerian tentu membutuhkan penyesuaian tepat waktu,” katanya.
Sebelumnya, keputusan Prabowo memaksa pembentukan BPN dengan berangkat ketika presiden terpilih untuk memanggil kandidat untuk menteri dan wakil menteri dalam penyelesaiannya di strategi Kertate, Jakarta Selatan.
Pada saat itu, Prabowo ditemukan membela Sri Mulyani sebagai menteri keuangan dan menunjuk 3 orang untuk menjadi kandidat untuk Wakil Menteri Keuangan. Tiga kandidat untuk Wamenkeu adalah Thomas Djiwandono, Suahasil Nazara dan Anggito Abimanyu.
Setelah pertemuan, Sri Mulyani memberikan tanda bahwa Prabowo tidak membentuk BPN. “Little Pabowo berbicara tentang kementerian keuangan sebagai menteri,” katanya.
Anggito juga menyampaikan pesan serupa tentang BPN. Dia mengatakan dia menerima pesan dari Prabowo untuk mengoptimalkan pendapatan pemerintah. “Tujuannya adalah untuk memilih pendapatan dari negara bagian,” katanya. (RSA/HAA) Tonton video di bawah ini: Video: Kementerian Keuangan hingga 2.000 Pajak Pembayar Pajak Buruk di masa depan dari pihak Kementerian Keuangan Saya tidak menjamin deposito Moncer dengan cara ini!