Jakarta, ILLINI NEWS – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia akan memperluas program Bahan Bakar Nabati (BBN), termasuk biodiesel dan bioetanol, untuk mencapai visi Presiden Indonesia Prabowo Subianto yaitu swasembada energi.
Bahlil mengatakan swasembada energi dapat dicapai seiring dengan ketahanan energi di Indonesia.
“Kemandirian energi meliputi bioetanol, bioenergi, dan biodiesel. Saat ini kami memiliki biodiesel B35 dan B40 dan sudah selesai diuji,” jelas Bahlil dalam keterangan resmi, dikutip Senin (28/10/2024).
Memang saat ini Indonesia sudah menerapkan campuran biodiesel dengan konsentrasi 35% (B35) pada Bahan Bakar Minyak Diesel (BBM). Ke depan, pemerintah menargetkan campuran biodiesel yang lebih tinggi, dengan konsentrasi solar 40% (B40) mulai 1 Januari 2025.
Lebih lanjut menurutnya, pemerintah akan mendorong lebih banyak penggunaan biodiesel hingga B50 dan B60, mengingat pasokan minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel di Indonesia masih melimpah.
“Kalau ditanya cukup atau tidak, sekitar 14 juta kiloliter B35 hingga B40, padahal ekspornya masih banyak. Nah, kalau ditanya apakah kapasitas Crude Palm Oil (CPO) kita mencukupi. atau tidak, tentu saja “Cukup. Sekarang kita harus lihat teknologinya. Teknologi ini harus ada proses untuk kita coba agar B50-B60 ini punya tes yang bagus ketika sudah jadi,” ujarnya.
Kepala Departemen Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Agus Cahyono Adi mengatakan, realisasi konsumsi biodiesel dalam beberapa tahun terakhir terus meningkat.
Tren kenaikan ini menunjukkan komitmen dan keseriusan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan meningkatkan ketahanan energi melalui penggunaan biodiesel, jika rasio campurannya juga terus meningkat, sekarang B35, naik menjadi B40, kemudian B50 menjadi B60. ” jelasnya.
Kementerian ESDM mencatat realisasi biodiesel hingga 9,3 juta kilo liter (kl) pada tahun 2021. Sedangkan pada tahun 2022 realisasi biodiesel mencapai 10,45 juta kl. Sedangkan realisasi biodiesel pada tahun 2023 meningkat menjadi 12,2 juta kl.
Terkait manfaat ekonomi dari realisasi biodiesel pada tahun 2023, terdapat penghematan devisa sebesar Rp120,54 triliun, peningkatan nilai tambah GPG terhadap biodiesel sebesar Rp15,82 triliun, serta pengangguran lebih dari 11.000 orang. (dari pertanian) dan 1,5 juta orang (di pertanian).
Seperti diketahui, Presiden RI Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraan pertamanya menyinggung langsung kebutuhan energi dalam negeri. Ke depan, di bawah pemerintahannya, Indonesia akan fokus pada swasembada energi.
Prabowo menegaskan, dalam situasi geopolitik saat ini, pertempuran di mana pun bisa terjadi. Indonesia harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk, negara lain harus melindungi kepentingannya sendiri.
“Jika terjadi sesuatu yang tidak terduga, maka akan sulit mendapatkan sumber energi dari negara lain. Oleh karena itu kita perlu swasembada energi, dan swasembada energi.” kata Prabowo dalam pidato pertamanya usai dilantik sebagai Presiden RI di Gedung DPR/MPR RI, Minggu (20/10/2024).
Prabowo menegaskan, Indonesia telah mendapat anugerah dari Tuhan terkait sumber daya alam. Misalnya tanaman yang dapat dijadikan sumber energi, seperti tanaman kelapa sawit yang dapat menghasilkan solar dan bensin.
Tak hanya itu, tanaman seperti singkong, tebu, sagu, jagung pun bisa dibudidayakan sebagai sumber energi.
“Pemerintahan yang akan saya pimpin akan fokus pada pencapaian swasembada energi,” kata Prabowo.
(wia) Simak video di bawah ini: Video: Menanti Strategi Prabowo Pimpin Indonesia Keluar dari Kisruh Impor BBM Artikel Berikutnya Bahlil Ungkap Rencana Terobosan Biodiesel yang Diusung Prabowo