Jakarta, ILLINI NEWS – Kabupaten Sukabumi di Jawa Barat kembali dilanda gempa pada Rabu (2 Januari 2024) pagi ini, dengan kekuatan gempa berkekuatan M4,5 yang melanda Sukabumi dan sekitarnya pagi ini.
Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengatakan hasil analisis menunjukkan episenter gempa terletak pada koordinat Lintang Selatan 7,35 dan Bujur Timur 106,49.
Letaknya di darat 40 km barat daya Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada kedalaman 36 km, kata Daryono melalui keterangan tertulis.
“Menilik lokasi gempa dan kedalaman gempa, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif,” jelasnya.
River menjelaskan, dampak gempa ditunjukkan dari peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan masyarakat, gempa terdeteksi dengan skala intensitas IV MMI di kawasan Simpanan, Ujung Genteng, Tegalbuleud.
Artinya, katanya, banyak orang yang berada di dalam rumah pada siang hari dan hanya sedikit orang di luar yang memperhatikan, piring pecah, jendela/pintu berderak, dan dinding menimbulkan kebisingan.
Sedangkan pada Kalibunder dengan skala intensitas III – IV MMI (Getarannya terasa nyata di dalam rumah. Getarannya terasa seperti truk yang lewat – Siang hari dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah, sebagian orang di luar, gerabah pecah, jendela. /pintu dibanting dan dinding berbunyi)
Cikakak, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Bayah, Panggarangan, Malingping dengan skala intensitas MMI III (Getaran terasa nyata di dalam rumah. Getaran terasa seperti truk yang lewat).
Di Rangkasbitung skala intensitasnya II – III MMI (Getaran dirasakan beberapa orang, benda lampu gantung bergetar – Getaran terasa jelas di dalam rumah. Getaran terasa seperti ada truk yang lewat).
Di Kecamatan Kabandungan dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan sedikit, benda ringan bergetar).
Namun belum ada laporan kerusakan bangunan akibat gempa tersebut, tambah Daryono.
Hingga pukul 08.44 WB, hasil pantauan BMKG tidak menunjukkan adanya aktivitas pascagempa, ujarnya.
Gempa Sukabumi Akibat Sesar Cimandiri?
Daryono mengungkapkan, gempa yang melanda Sukabumi dan sekitarnya pagi ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif. Sesar yang melintasi Sukabumi dan sekitarnya adalah sesar Cimandiri.
Daryono juga menegaskan, wilayah Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, dan Bandung merupakan zona gempa yang aktif dan kompleks secara seismik sehingga menjadikan wilayah tersebut rentan terhadap gempa.
Disebut gempa aktif karena hasil pantauan BMKG menunjukkan gempa dengan berbagai variasi dan kedalaman sering terjadi di wilayah tersebut, ujarnya.
Dari segi kompleksitas, lanjutnya, kawasan tersebut merupakan zona seismik aktif, seperti adanya sesar Cimandiri, Padalarang, Lembang, Cirata, dan masih banyak sesar kecil lainnya di kawasan tersebut.
“Jadi kawasan ini sudah menjadi zona gempa permanen.
Sukabumi dan sekitarnya, bahkan Cianjur dan sekitarnya, beberapa kali mengalami gempa berkekuatan sedang. Gempa bumi di Sukabumi dan sekitarnya sejak tahun 1900 hingga saat ini rata-rata berkekuatan 5 skala Richter (SR).
Menurut BMKG, 15 gempa dahsyat telah terjadi di wilayah Cianjur-Sukabumi sejak tahun 1844.
“Gempa Syanjur-Sukabumi pertama tercatat pada tahun 1844. Sebelum tahun 1844 ada gempa, tapi tidak tercatat,” kata Kepala Pusat Gempa dan Tsunami Daryono di Jakarta, Selasa (22/11/2022).
Setelah tahun 1844, gempa bumi terjadi dua kali di wilayah Sukabumi-Cianjur pada tahun 1879, 1900, 1912, 1969, 1973, 2000, 2011, 2012, 2020 dan kemudian pada tahun 2022, 2023, 2 September 2023. hari ini.
Sebagai referensi, menurut definisi di situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sesar adalah pecahan batuan yang mengalami pergerakan baik berupa geseran, pengangkatan, atau penurunan permukaan tanah.
Sesar Tektonik Cimandiri Dikutip dalam Jurnal Universitas Padjadjaran (Unpad) Volume 15 Edisi 3 Desember 2017 Wilayah Jawa Barat. Terdapat enam struktur sesar regional di wilayah Jawa Barat, yaitu Sesar Cimandiri, Sesar Cipeles, Sesar Baribis, Lembang. Kegagalan, Kegagalan Pelabuhan Ratu, dan Kegagalan Citanduy.
Dari 6 struktur tersebut, sesar Cimandiri paling berperan dalam sebaran batuan Paleogen di permukaan bumi. Paleogen adalah periode waktu geologi, bagian pertama dari Paleogen, dan berlangsung selama 42 juta tahun dari 65 hingga 23 juta tahun yang lalu.
Paleogen ini terdiri dari periode Paleosen, Eosen, dan Oligosen, diikuti oleh Miosen pada periode Neogen.
Beberapa peneliti meyakini bahwa sesar Cimandiri merupakan sesar dorong yang terbentuk dari reaktivasi sesar yang lebih tua pada masa Cretaceous rifting. Peneliti lain mempunyai kesimpulan berbeda, yakni terbentuk pada akhir zaman Tersier atau setelah Miosen Tengah.
Jalan Sesar Cimandiri melintasi Perbukitan Jampang, Perbukitan Warungkiara, Perbukitan Walat, dan Perbukitan Rajamandala. Bagian barat memanjang dari Pelabuhanratu sampai Bukit Walat, dan bagian timur memanjang dari perbatasan Sukabumi-Cianjur sampai gunung Tangkuban Perahu (Bandung Utara).
Di sebelah barat Sesar Cimandiri, Dataran Sesar Cimandiri bercirikan dataran Lembah Cimandiri yang diapit Perbukitan Jampang di selatan dan Perbukitan Walat-Warungkiara di utara. Garis sesar Cimandiri bagian timur terletak di Perbukitan Rajamandala bagian utara.
BMKG membagi sesar Cimandiri menjadi 3 segmen, yaitu segmen Cimandiri, segmen Nyalindung-Cibeber, dan segmen Rajamandala.
Jawa Barat dikelilingi oleh sesar aktif
Di Jabar, diketahui ada tujuh sesar besar yang sedang aktif. Bahkan, dua di antaranya melewati Jabodetabek.
Sesar yang melintasi Jawa Barat dan Jabodetabek ini terjadi akibat tumbukan lempeng tektonik Indo-Australia di selatan Pulau Jawa. Tumbukan ini terjadi terus-menerus dan kemudian dihamburkan dan diubah menjadi energi kinetik.
Serangga ini biasanya berpindah di daerah yang tanahnya lunak atau lemah. Jabar memiliki sejumlah sesar aktif dan sesar kecil yang telah terpetakan.
Meski demikian, tetap perlu hati-hati karena kemungkinan patahan yang belum terpetakan juga bisa memicu gempa bumi di kemudian hari. Lalu apa saja kontra aktif di Jawa Barat? Ini daftarnya.
Pada tahun 2024, Jawa Barat akan mengalami tiga patahan besar disertai gempa sedang. Kedua sesar tersebut adalah Sesar Cileunyi-Tanjung Sari yang menyebabkan gempa Sumedang awal tahun ini, Sesar Garut Selatan (Garcela) yang menyebabkan gempa Kabupaten Bandung 18 September, dan Sesar Cimandiri yang menyebabkan gempa Sukabumi.
DISELIDIKI OLEH ILLINI NEWS
[email protected] (chd/chd) Tonton video di bawah ini: Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tak Bisa Ditawar!