JAKARTA, ILLINI NEWS – Dari sisi angka, perekonomian Indonesia cukup baik. Hal ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2024 meningkat menjadi 5,05 persen secara tahunan (annualized).
Namun kenyataannya kemiskinan masih terus melanda negeri ini dengan meningkatnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mengakibatkan banyak perusahaan dalam negeri yang tutup.
Hal serupa juga diungkapkan oleh presiden baru Indonesia. Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengingatkan para pemimpin politik khususnya agar tidak terlalu heboh saat melihat statistik dan angka statistik Indonesia.
Apalagi statistik ini dengan mudah membuat kita bahagia. Ia juga mengingatkan para pemimpin politik untuk tidak berpuas diri. Menurutnya, data statistik tersebut belum sepenuhnya dan sepenuhnya menggambarkan situasi di Indonesia.
“Jangan khawatir kita masih melihat saudara-saudara kita yang belum menikmati buah kebebasan, saudara-saudara kita banyak yang berada di bawah garis kemiskinan, anak-anak kita banyak yang bersekolah tanpa sarapan, banyak sekali. anak-anak “Anak-anak kami tidak punya pakaian untuk pergi ke sekolah,” katanya, Minggu (20/10/2010) di gedung DPR/MPRI dalam pidato pertamanya usai pelantikan Presiden Republik Indonesia).
“Kita sebagai pemimpin politik tidak boleh terlalu senang melihat angka statistik, bahwa kita sangat senang, mudah sekali puas, padahal kita belum melihat gambaran keseluruhannya,” ujarnya.
“Tahukah kita bahwa banyak masyarakat dan anak-anak kita yang kekurangan gizi? Banyak masyarakat kita yang tidak mendapatkan pekerjaan yang layak, banyak sekolah kita yang terbengkalai, kita berani melihat ini semua. Kita harus, dan kita semua harus berani untuk selesaikan masalah ini,” tegasnya.
Apa yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto ada benarnya, karena banyak situasi yang menunjukkan masih banyak masyarakat Indonesia yang menghadapi kesulitan.
Tingkat kemiskinan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin Indonesia pada Maret 2024 masih tercatat sebanyak 25,22 juta jiwa dengan angka kemiskinan sebesar 9,03 persen. Jumlah tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan Maret 2023 yang berjumlah 25,9 juta jiwa dengan angka kemiskinan 9,36 persen.
Garis kemiskinan pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp582.932/kapita/bulan dengan gabungan garis kemiskinan makanan sebesar Rp433.906 (74,44%) dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp149.026 (25,56%).
Pada bulan Maret 2024, rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,78 anggota rumah tangga. Dengan demikian, rata-rata garis kemiskinan per rumah tangga adalah Rp2.786.415/rumah tangga miskin/bulan.
Anak-anak di Indonesia tidak bersekolah
Berdasarkan data BPS, jumlah anak putus sekolah pada tingkat pendidikan tidak mengalami perubahan.
Pada tahun 2022 hingga 2023, hanya SD, SMP, dan SMA yang mengalami penurunan.
Tingkat pengangguran
BPS melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,2 juta orang pada Februari 2024, naik dari 7,99 juta orang pada Februari 2023.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia pun turun menjadi 4,82 persen pada Februari 2024, dari 5,45 persen pada tahun lalu.
Namun angka tersebut masih tergolong tinggi karena saat ini sulit mendapatkan pekerjaan dengan pendidikan yang terbatas.
Badai PHK
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat terjadi peningkatan jumlah pekerja yang terkena PHK di Indonesia hingga September 2024 sebanyak 52.993 pekerja. Jumlah tersebut meningkat 25,3 persen dibandingkan periode September 2023 yang mengalami PHK sebanyak 42.277 pekerja, dan meningkat 14,6 persen dari periode Agustus 2024 yang terkena PHK sebanyak 46.240 pekerja.
Sektor manufaktur terus menjadi sektor yang terkena PHK pada tahun ini, termasuk industri tekstil, pakaian, dan alas kaki. Sedangkan penyebabnya adalah kenaikan cukai rokok.
Tercatat tujuh pabrik tekstil bangkrut sehingga banyak terjadi PHK.
Berikut daftar pabrik tekstil yang tutup pada awal tahun 2024.
1. PT Sampangan Duta Panca Sakti Tekstil (Dupantex), Jawa Tengah: 700 orang terkena PHK. PT Alenatex, Jawa Barat: PHK 700 orang3. PT Kusumahadi Santosa, Jawa Tengah: 500 PHK4. PT Kusumaputra Santosa, Jawa Tengah: PHK 400 orang5. PT Pamor Spinning Mills, Jawa Tengah: 700 PHK6. PT Sai Apparel, Jawa Tengah: 8.000 PHK7. PT Senar Pankajaya di Jawa Tengah: 340 PHK (per Agustus 2024)
PHK massal perusahaan karena kinerja
1. PT Sunar Pantaja Duja, Jawa Tengah: Sekitar 2.000 karyawan2. PT Bitratex, Jawa Tengah: sekitar 400 karyawan 3. PT Johartex, Jawa Tengah: Sekitar 300 karyawan4. PT Plumas, Jawa Barat: Sekitar 100 karyawan
Lebih sedikit lowongan pekerjaan
Jumlah lowongan kerja di Indonesia semakin berkurang seiring berjalannya waktu. Laporan yang dirilis tim ekonom Bank Rakyat Indonesia (BRI) menunjukkan lowongan kerja pada Agustus 2024 hanya ada 8.500 lowongan dibandingkan 14.000 lowongan kerja pada bulan lalu.
Menurunnya jumlah lapangan kerja menyebabkan tingginya angka pengangguran rumah tangga.
Riset ILLINI NEWS
[email protected] (melihat/melihat) Tonton video di bawah ini: Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tak Bisa Ditawar!