Jakarta, ILLINI NEWS – Bank Indonesia (BI) membuka peluang penempatan instrumen investasi syariah berupa Sukuk Valas Bank Indonesia sebagai tempat pengelolaan dana haji.
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), Dicky Kartikoyono mengatakan, alat ini merupakan platform pengelolaan dana haji yang sebaiknya disetorkan.
“Bank Indonesia telah meluncurkan Fasilitas Penanaman Modal Asing Syariah yang disebut SUVBI, sebagai alternatif investasi dana haji valuta asing melalui bank syariah,” kata Dicky pada Konferensi Dana Haji Internasional ISEF ke-11 di Jakarta, Rabu (30/10). ) /2024).
Ia menegaskan, instrumen ini tidak hanya membantu stabilitas keuangan dalam negeri, tetapi juga membantu mengurangi risiko penyimpanan uang haji di luar negeri, sehingga menciptakan struktur dana haji yang kuat.
“Selain itu, sangat penting bagi pemangku kepentingan untuk memastikan manfaat pengelolaan dana haji dapat dirasakan bersama, serta menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengelolaannya,” ujarnya.
Dengan adanya alat ini, manfaat pengelolaan keuangan haji tidak hanya dirasakan oleh jamaah haji demi kenyamanan haji saja, namun juga dapat memberikan manfaat bagi kelompok sosial yang membutuhkan atau bahkan perekonomian secara keseluruhan.
Manfaat tersebut tercipta karena seluruh tahapan perjalanan traveler berkontribusi langsung terhadap aktivitas ekonomi, mulai dari pembelian tiket, transportasi, akomodasi, pakaian, hingga hadiah.
Ekosistem ekonomi yang tercipta dari kegiatan haji mendorong perubahan ekonomi di berbagai sektor dan menciptakan lapangan kerja sehingga memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat. Selain itu, pada tahun ini, jumlah jamaah haji Indonesia tercatat sebanyak 241.000 jamaah.
Menjadikan Indonesia sebagai negara pengirim jemaah haji terbesar kedua di dunia. Jumlah ini juga merupakan yang terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraan haji di Indonesia, kata Dicky.
Pertumbuhan ini memerlukan manajemen yang lebih efektif untuk memastikan bahwa sumber daya digunakan secara efisien, biaya tetap terkendali, dan kesehatan keuangan tetap terjaga.
“Dalam konteks ini, penggunaan portofolio investasi yang terdiversifikasi dan strategi pengurangan risiko yang luas sangatlah penting,” ujarnya. (arj/mij) Simak video berikut ini: Video: Langkah Bijak Syariah Dalam Mengelola Bisnis Asuransi Syariah