Jakarta, ILLINI NEWS – Pergerakan rupiah mulai menguat, namun masih cukup fluktuatif di tengah perlambatan perekonomian AS dan menunggu data lanjutan baik dari AS maupun China.
Berdasarkan data Refinitiv, rupee ditutup antusias di level Rs 15.690/dolar AS, menguat 0,41% pada Rabu (30/10/2024). Sehari penuh, rupee berfluktuasi antara Rp 15.740/USD hingga Rp 15.690/USD.
Muncul berita dari Amerika Serikat (AS) bahwa lowongan pekerjaan di AS turun ke level terendah dalam lebih dari 3,5 tahun pada September lalu, menunjukkan bahwa badai Helene dan Milton untuk sementara waktu mempengaruhi permintaan tenaga kerja.
Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Selasa mengikuti survei Conference Board yang menunjukkan persepsi konsumen terhadap pasar tenaga kerja meningkat secara signifikan pada bulan Oktober, membawa kepercayaan konsumen ke level tertinggi dalam sembilan bulan.
Lowongan kerja, ukuran permintaan tenaga kerja, turun 418.000 menjadi 7,443 juta pada akhir September, level terendah sejak Januari 2021, menurut Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat.
Sedangkan data bulan Agustus direvisi menjadi 7,861 juta dari laporan sebelumnya 8,040 juta. Ekonom yang disurvei oleh Reuters sebelumnya memperkirakan bahwa lowongan pekerjaan akan meningkat menjadi 8,00 juta. Terdapat 1,09 pekerjaan untuk setiap pengangguran, yang tidak banyak berubah dari 1,10 pada bulan Agustus.
Hari ini, Kamis (31 Oktober 2024), data angkatan kerja akan semakin dilengkapi dengan tunjangan pengangguran untuk memantau kondisi pengangguran terkini.
Di sisi lain, perekonomian AS tumbuh secara tahunan sebesar 2,8% pada kuartal ketiga tahun 2024, lebih rendah dari 3% pada kuartal kedua dan juga di bawah perkiraan Biro Analisis Ekonomi (BEA) sebesar 3%.
Sementara itu, di Asia, Tiongkok diperkirakan akan merilis Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur periode Oktober 2024 pada Kamis (31 Oktober 2024). Menurut perkiraan, PMI manufaktur Tiongkok akan naik dari 49,8 menjadi 50,1 atau dari dari tingkat kontraksi ke tingkat ekspansif.
Jika aktivitas manufaktur Tiongkok benar-benar pulih, maka akan menciptakan lingkungan positif bagi mitra dagang utamanya, Indonesia, karena kembali meningkatkan ekspornya.
Selain itu, Bank of Japan (BoJ) juga merilis data suku bunga acuan bulan Oktober. Untuk saat ini, konsensusnya adalah BoJ akan terus mempertahankan suku bunga acuan jangka pendeknya di sekitar 0,25%.
Hal penting lainnya dari Bank of Japan adalah pada saat yang sama akan diterbitkan laporan triwulanan Bank of Japan, yang memberikan perkiraan perekonomian Jepang.
Rupee teknis
Secara teknikal, secara grafik per jam, pergerakan rupee terhadap dolar AS cenderung mulai menguat setelah beberapa hari melemah. Titik konfirmasi atau support terdekat adalah Rp 15.655/US$ yang didapat dari moving average 100 jam atau MA/MA 100.
Sedangkan perkiraan posisi bearish terdekat adalah Rp 15.780/US$ yang diperoleh dari intraday high candle pada 29 Oktober.
RISET ILLINI NEWS (tsn/tsn) Simak video di bawah ini: Video: Mau dollar AS di bawah Rp 15.000 di akhir tahun? Ini Kondisinya Artikel selanjutnya Masih sulit melawan dolar AS. Kapan rupiah akan turun di bawah Rp 15.500/USD?