Jakarta, ILLINI NEWS – Royal Philips merilis laporan Philips Future Health Index (FHI) 2024: Perawatan yang lebih baik untuk lebih banyak orang. Laporan ini didasarkan pada survei terhadap hampir 3.000 pemimpin layanan kesehatan di 14 negara di seluruh dunia.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa para pemimpin layanan kesehatan mulai menerapkan otomatisasi untuk meningkatkan produktivitas dan mulai melihat dampak positif dari layanan virtual dalam mengatasi kekurangan tenaga kerja. Di masa depan, mereka menginginkan integrasi data yang lebih lancar dan tingkat penerapan kecerdasan buatan (AI) yang lebih tinggi agar dapat memenuhi kebutuhan perawatan dengan lebih baik.
Setiaji, Chief Digital Transformation Officer Kementerian Kesehatan, menjelaskan bahwa inovasi dan teknologi merupakan kekuatan penting dalam transformasi layanan kesehatan di Indonesia. Partai ingin mewujudkan Indonesia Sehat dengan strategi transformasi kesehatan digital.
“Kemitraan di seluruh ekosistem layanan kesehatan sangat penting untuk membuka manfaat data dan teknologi dalam meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi,” ujarnya dalam keterangan tertulis Kamis (10/3/2024). . .
Sementara itu, CEO Royal Philips Roy Jakobs menjelaskan bahwa sistem layanan kesehatan saat ini menghadapi tekanan untuk memberikan layanan pasien yang berkualitas karena kekurangan tenaga kerja dan populasi pasien yang terus bertambah di berbagai belahan dunia.
“Di Philips, kami membantu mendorong perubahan sistemik untuk meningkatkan kapasitas di seluruh layanan kesehatan. Perubahan yang melihat teknologi, praktik klinis, keuangan, dan peraturan sebagai satu kesatuan yang terintegrasi. Inilah sebabnya mengapa kolaborasi dengan penyedia layanan kesehatan dan pemerintah sangatlah penting, karena bersama-sama kami bekerja di semua tempat perawatan.” kami dapat membantu memberikan layanan yang lebih baik kepada lebih banyak orang,” kata Roy.
Tiga dari empat pemimpin layanan kesehatan yang disurvei di Indonesia (76%) melaporkan bahwa kekurangan tenaga kerja menyebabkan keterlambatan dalam pelayanan pasien. Untuk mengatasi kesenjangan ini, para pemimpin layanan kesehatan menerapkan otomatisasi untuk mengurangi beban administratif pada petugas layanan kesehatan dan menyederhanakan layanan bagi pasien.
Seluruh pemimpin di Indonesia yang disurvei juga melihat hasil positif dari layanan perawatan virtual, dengan manfaat mulai dari peningkatan kapasitas untuk melayani pasien hingga jadwal kerja yang lebih fleksibel bagi para profesional kesehatan.
Para pemimpin layanan kesehatan di masa depan beralih ke AI untuk efisiensi dan menciptakan wawasan baru. Selama 3 tahun ke depan, mereka menerapkan AI untuk mendukung keputusan klinis di berbagai layanan rumah sakit, termasuk pemantauan pasien di rumah sakit, perencanaan perawatan, radiologi, dan pusat kendali klinis.
Sementara itu, 74% berencana berinvestasi pada AI produktif dalam 3 tahun ke depan, atau lebih besar dari rata-rata global (56%).
Para pemimpin layanan kesehatan di Indonesia juga melihat potensi transformatif dari wawasan berbasis data dan berkomitmen untuk memecahkan tantangan integrasi data yang dilaporkan oleh hampir semua pemimpin (98%). Mereka melihat perlunya keamanan dan privasi data yang lebih baik, transparansi dalam penggunaan data, dan akurasi data yang lebih baik untuk memanfaatkan inovasi terbaru, termasuk kecerdasan buatan.
Agar layanan kesehatan tetap berkelanjutan, hampir semua pemimpin layanan kesehatan sepakat bahwa pengurangan emisi karbon dan dampak layanan kesehatan terhadap lingkungan harus menjadi prioritas utama bagi organisasi layanan kesehatan (99% setuju) dan pemerintah (97% setuju). Pembelian berkelanjutan, seperti peralatan sirkular, adalah strategi yang saat ini diterapkan oleh para pemimpin layanan kesehatan (51%), dan 39% berencana menerapkannya dalam tiga tahun ke depan.
Astri R. Dharmawan, Presiden Philips Indonesia, menjelaskan industri kesehatan di Indonesia berada pada momen yang sangat penting. Ia berharap pihaknya dapat mendorong kolaborasi yang konsisten dalam digitalisasi untuk mengatasi kesenjangan tenaga kerja, wawasan data, dan keberlanjutan.
“Peran kami di Philips adalah mendorong inovasi berkelanjutan dan secara langsung memenuhi kebutuhan pasien dan penyedia layanan kesehatan. Kami percaya bahwa dengan bekerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya, kami dapat menciptakan masa depan yang lebih sehat bagi masyarakat dan planet ini,” ujarnya. (dpu/dpu) Saksikan video di bawah ini: Video: Mengkaji kesiapan sektor kesehatan Indonesia dalam menyambut teknologi digital Artikel berikutnya Perkembangan AI di Indonesia memimpin di Asia Tenggara