JAKARTA, ILLINI NEWS – Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Darajad Bubowo membeberkan banyaknya cara wajib pajak nakal yang diduga melakukan penghindaran pajak hingga Rp 300 triliun.
Tudingan pengusaha tak bayar pajak Rp 300 triliun pertama kali disampaikan Hashem Jujuhadikusumu, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Gundera.
Darajad mengatakan, data yang disampaikan Hasyim diketahui saat tim sedang mencari potensi penerimaan negara. Menurut dia, tambahan penerimaan negara ini diperlukan untuk anggaran Prabowo pada tahun 2025.
“Kami melihat ada pajak yang tidak dipungut dan sumbernya tidak diselidiki,” kata Darajad saat ditemui di Le Meridien, Jakarta, Rabu (10/9/2024).
Sumber pajak yang tidak dipungut, misalnya, kasus pajak yang sudah sampai ke pengadilan, kata Darajad. Ia mengatakan, wajib pajak sebenarnya kalah di pengadilan pajak namun tidak membayar sesuai putusan.
“Mahkamah Agung memutuskan semuanya sudah selesai. Tapi mereka tidak membayar. Ada yang 10 tahun tidak bayar, ada yang 15 tahun tidak bayar, itu jumlah yang besar,” tuturnya.
Selain itu, Darajad mengatakan, insiden transaksi pricing juga terdeteksi. Ia mengatakan, jika dilakukan tindakan maka bisa menjadi sumber pendapatan negara.
“Kemudian ada beberapa kasus lain yang mungkin terlalu spesifik untuk saya sebutkan. Tapi Pak Hashim mengatakan dasar datanya sangat bisa diandalkan,” ujarnya.
“Jika digali lebih jauh, jumlah pajak yang tidak terpungut bisa melebihi Rp 300 triliun,” kata Darajad. Namun, dia belum mau membeberkan jumlah pastinya.
Katanya itu bukan wewenang saya.
(haa/haa) Tonton video di bawah ini: Video: Ekonom: Sri Miliani Sulit Naikkan Pajak dalam 100 Hari Pertama Artikel berikutnya Hot! Pembicaraan Sri Miliani dan DPR soal target pajak Prabowo 2025