illini berita Saham Big Bank Koreksi, Kesempatan Cicil Beli Mulai Lagi?

Jakarta, ILLINI NEWS – Saham bank-bank besar Indonesia ditutup di zona merah dalam beberapa hari terakhir. Namun, setelah penyelesaian finansial, bank-bank tersebut memiliki peluang untuk membeli unit investasi lainnya.BBCA

Saham Bank KBMI IV, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) disebut mengalami koreksi mendalam pada akhir September lalu (30/9/2024), naik lebih dari 3% ke Rp 10.325 per saham.

Saham BBCA menguat selama tiga hari berturut-turut atau mencapai penurunan maksimal 4,40% dalam sepekan.

Koreksi saham BBCA juga membawa kembali harga pembukaan yang sempat mencapai level deviasi +2 pada grafik price to book value (PBV) lima tahun.

Saham BBCA saat ini dihargai 5,29x PBV, meski masih dibanderol tinggi, di atas standar deviasi +1, namun harga akan naik jika harga bergerak mendekati nilai wajar pada posisi rata-rata PBV 4,72x. Ini adalah koleksi yang indah.

Jika menghitung nilai wajar dari posisi saat ini, harga terbaik yang bisa dikoleksi BCA adalah Rp 9.200 per saham. Diperlukan koreksi lagi sekitar 10% untuk mencapai harga ini dari titik harga saat ini.

Seringkali hal ini tidak dapat ditangani dalam waktu singkat. Oleh karena itu, pendekatan teknis dapat diterapkan untuk membeli area berdasarkan garis support terdekat. Ada beberapa support yang bisa dilihat mulai dari 10.125, 9.800, dan 9.050.BBRI

Berikutnya giliran BUMN KBMI IV, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang kemarin terkoreksi 2,94%. Kalau akumulasi penyusutan minggu ini juga lebih kecil yakni 10,41%.

Akibat kejatuhan tersebut, harga BBRI anjlok hingga ke bawah level psikologis 5000 setelah bertahan selama sebulan lebih.

Menariknya, saat saham BBRI diupdate, nilainya kembali ke nilai diskon berdasarkan metrik PBV saat ini sebesar 2,45x, sedangkan rata-rata PBV yang menjadi acuan harga bagus adalah 2,52x.

Dengan harga saham BBRI yang kini terjangkau, menjadi menarik untuk dikoleksi atau dibeli dalam jumlah kecil sebagai investasi

Bagian pemerintahan selanjutnya adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Saham turun 1,83% kemarin, menandai penurunan mingguan sebesar 7,76%.

Jika dilihat valuasi menggunakan PBV, saham BBNI masih tergolong premium. Kini bernilai 1,2x dari rata-rata 1,12x, namun telah merosot dari posisi deviasi standar +1 sebesar 1,35x.

Harga rendah saat ini mungkin bisa membawa harga mendekati harga ideal. Jika dihitung, posisinya DR 4.990 per saham. Diperlukan kenaikan sekitar 6% untuk mencapai level tersebut dari harga saat ini Rp 5.350 per saham.

Jika kemungkinan terjadi koreksi jangka panjang, ada beberapa titik support teknikal yang bisa dijadikan titik masuk beli, mulai dari support di 5.275, 5.000, dan 4.830.

Terakhir, ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang terlihat sangat menarik untuk dijajaki penempatan pembelian teknologinya.

Dilihat dari harganya, saham BMRI ditutup menguat 1,77% pada Rp 6.925 kemarin. Hal ini menghasilkan depresiasi sekitar 7% dalam seminggu.

Dalam hal penilaian menggunakan metrik PBV, masih dianggap nomor satu di 2,54x, namun terlihat tergelincir dari garis deviasi standar tangen + 2 di 2,71x.

Perlu diketahui, saham BMRI tidak selalu mencapai nilai sebenarnya pada rata-rata PBV lima tahun. Dua tahun lalu, bottom line saham Bank Mandiri hanya +1 standar deviasi yaitu 2,3x.

Artinya, harganya berada pada kelipatan 2,3x yang cukup menarik untuk mengumpulkan PBV. Jika dilihat secara teknikal, ada beberapa support yang bisa dijadikan posisi buy, antara lain 6.800, 6.550, dan 6.225.

Pencarian ILLINI NEWS[email dilindungi]

Disclaimer: Artikel ini merupakan produk berita berupa opini Riset ILLINI NEWS. Ulasan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau saham yang berhubungan dengan investor. Keputusan ada di tangan pembaca, jadi kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan apa pun yang timbul dari keputusan ini. 

(tsn/tsn) Simak videonya di bawah ini: Prabowo: Hilirisasi Lengkap, Tak Bisa Ditawar!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *