Jakarta, ILLINI NEWS – Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Irfan Setiaputra mengatakan akan segera terjadi kenaikan harga tiket pesawat akibat dampak pemberlakuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari sebelumnya 11% menjadi 12%.
“Bapak ibu harap siap. Sebentar lagi PPN akan naik dari 11% menjadi 12%. Harga tiket pasti naik,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (11/11).
Irfan menjelaskan, ada sejumlah aspek yang mempengaruhi harga tiket. Selain PPN, Biaya Pelayanan Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) membuat harga tiket domestik semakin mahal.
“Nah, setelah TBA ada pajak, lalu ada PJP2U yang naik 35% di tahun 2023, diam-diam kamu tidak tahu kan? Tiba-tiba tarifku naik, kamu harus naik kan? Kamu” Kamu apakah semua orang marah padaku, kan?” katanya.
Selain itu, lanjutnya, pajak menjadi salah satu pertimbangan dalam penghitungan tarif, selain bahan bakar jet. Irfan menjelaskan, penerbangan tujuan luar negeri tidak dikenakan pajak bahan bakar jet, sedangkan penerbangan dalam negeri dikenakan pajak.
“Perlu anda ketahui juga bahwa bahan bakar jet yang kami beli untuk penerbangan domestik itu kena pajak, Pak. Bahan bakar jet yang kita terbangkan ke Singapura tidak dibajak. Kami jual tiket ke Balikpapan, kena pajak. Kami jual ke Shanghai, tidak kena pajak. .Pak, jelasnya.
Irfan menegaskan, perseroan tidak pernah menaikkan harga tiket pesawat sejak 2019.
“Saya tegaskan 2019. Tapi harga tiket dipengaruhi banyak hal Pak. Ini yang kita bicarakan, banyak menteri yang ganti presiden dan bicara soal harga tiket lagi. Ada komponen harga tiket yang selalu menyentuh lagu itu. , katanya.
Di sisi lain, Irfan juga mengatakan tarif akan segera naik seiring kenaikan PPN dari 11% menjadi 12%. “Tarifnya pasti naik, Pak,” ujarnya.
Ia menambahkan, aspek yang mempengaruhi perhitungan harga tiket adalah pajak bandara.
“Terminal 3 domestik kita bayar Rp 168.000, Pak Terminal 2 Rp 120.000, Pak On Halim Rp, Pak harganya. Salah Garuda siapa,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya selalu mengikuti peraturan pemerintah yang berlaku. “Kita tidak pernah melampaui pedoman tarif yang diatur negara. Sejak 2019 pak. Tidak pernah naik pak. Tapi pajak masuk, kena pajak,” tutupnya : Video: Kebijakan Tarif Trump Bikin Khawatir, IHSG dan Rupiah Kompak Merah Artikel Berikutnya Bos Garuda Beri Trik ke Bali Biaya Murah, Seperti Ini