Jakarta, ILLINI NEWS – CEO PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) memaparkan cara bank negara merestrukturisasi utang BUMN. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, pihaknya mampu mewujudkan hal tersebut berkat pertumbuhan laba yang tinggi dari tahun ke tahun.
Sunarso mengatakan, BRI terus melakukan perubahan sehingga dalam 7 tahun terakhir labanya terus tumbuh tinggi. Dijelaskannya, laba bersih BRI tercatat sekitar Rp 29 triliun pada tahun 2017, kemudian tumbuh menjadi Rp 32 triliun pada tahun 2018, dan meningkat lagi menjadi Rp 34,4 triliun pada tahun berikutnya.
Pada tahun 2020, saat pandemi Covid-19 melanda, BRI masih mampu meraup laba bersih sebesar Rp 18 triliun.
“Setelah itu kita berjuang menghadapi pandemi, kita menyikapi pandemi dengan strategi yang berbeda-beda, yaitu meningkat menjadi Rp30 triliun. Kemudian pada tahun 2022 menjadi Rp51,4 triliun,” kata Sunrso dalam konferensi pers di Universitas Indonesia. , Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2024).
Pada tahun lalu, BRI mencatatkan laba bersih yang tumbuh Rp 60,4 triliun. Menurut Sunarso, besarnya keuntungan tersebut dikurangi dengan penyisihan utang maskapai penerbangan negara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dan BUMN Karya PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).
“Terus di tahun 2023 keuntungan kita Rp 60,4 triliun. Ini meningkat, setelah dikurangi biaya penyimpanan untuk menutupi Garuda. Untuk menutupi Waskita,” ujarnya. (fsd/fsd) Simak video di bawah ini: Video: Ini Dia, Rahasia BRI Raih Kinerja Hebat! Artikel Berikutnya Bos BRI Bicara Tantangan Kredit dengan Suku Bunga Tinggi