JAKARTA, ILLINI NEWS – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih kuat seiring dengan masih kuatnya greenback dan pelaku pasar kembali menunggu rilis data inflasi AS.
Berdasarkan data Refinitiv, mata uang Garuda melemah signifikan sebesar 0,64% pada perdagangan Selasa (11/12/2024) kemarin, ditutup pada Rp 15.775/US$.
Tekanan pada indeks US Dollar Index (DXY) menghambat pergerakan rupee. ILLINI NEWS memantau hingga penutupan kemarin, greenback masih berada pada posisi terkuat sejak Juli tahun ini hingga menembus level 106.
Selain itu, tekanan juga datang dari aliran masuk mata uang asing. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan pada periode 4-7 November 2024, mata uang asing sebesar Rp. ), masing-masing Rp2,29 triliun, Rp4,66 triliun, dan Rp3,28 triliun.
Fitra Jasdiman, Direktur Departemen Manajemen Aset dan Sekuritas Bank Indonesia, mengatakan isu global menjadi penyebab utama pelemahan rupiah, terutama dampak hasil pemilu presiden AS yang dimenangkan Donald Trump.
“Poin utama pelemahan rupee dan aset lokal saat ini berasal dari isu internasional, terutama di Amerika Serikat yang banyak uang asing masuk kembali ke Amerika,” kata Fitra dari Negeri Paman Sam. Menantikan bagaimana perkiraan inflasi yang terus menurun.
Sedangkan inflasi AS mencapai 2,4% (tahun/tahun) pada September lalu. Inflasi menjadi pertimbangan utama bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed), dalam menentukan kebijakan suku bunga.
Inflasi selama ini masih berjalan sesuai target The Fed sebesar 2%, namun jika terus dilakukan pengetatan tentu akan terjadi perubahan-perubahan yang memerlukan perhatian terhadap kebijakan moneter AS di masa depan.
Teknis Rp
Kemarin Selasa (11/12/2024) anjloknya tajam nilai tukar Rupee terhadap Dolar AS menimbulkan gap yang lebar. Jika rupee berbalik menguat di Rp 15.685/US$, itu menjadi support yang perlu diwaspadai.
Di sisi lain, resistance terdekat atau potensi pelemahan rupiah adalah Rp 15.800/US$, level psikologis terdekat, serta high candle yang dicapai 6 November lalu di Rp 15.855/US$.
Riset ILLINI NEWS (tsn/tsn) Simak video di bawah ini: Video: Masih Tertekan, IHSG “terancam” ke 7.000 Artikel selanjutnya Investor tunggu dan amati inflasi PCE AS, dolar diharga Rp 16.370