JAKARTA, ILLINI NEWS – Indeks Saham Bersatu (IHSG) dibuka melemah pada sesi perdagangan Kamis (11/7/2024) seiring investor menantikan dampak kemenangan presiden Donald Trump. AMERIKA SERIKAT.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melemah 0,35% di 7.358,15. Empat menit setelah sesi dibuka, IHSG terkoreksi menguat hingga ambles 0,84% ke 7.321,93.
Pada awal sesi I, nilai transaksi indeks hari ini mencapai sekitar 967 miliar dengan volume 1,3 miliar saham dan 74.868 transaksi.
Pergerakan IHSG hari ini akan mempengaruhi apakah Trump memenangkan nominasi presiden AS dan keputusan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/Fed).
Kandidat presiden dari Partai Republik Trump memenangkan pemilu AS pada 5 November. Kemenangan Trump dipastikan kemarin sekitar pukul 05.30 waktu setempat atau 17.30 WIB setelah memperoleh 277 suara elektoral.
Hingga pukul 05.21 WIB hari ini, Trump telah memenangkan 265 daerah, sedangkan penantangnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris, telah memenangkan 226 daerah.
Batas suara pada pemilu di Amerika Serikat adalah 270 suara.
Trump juga memenangkan suara populer, di mana ia memperoleh 72.083.871 suara (51%), sedangkan Kamala memperoleh 67.274.910 (48%).
Suara Trump melebihi 270, dengan kemenangan 49% di Wisconsin. Ini bagus di semua negara bagian seperti Arizona, Michigan, Nevada, Georgia, North Carolina, dan Pennsylvania.
Kemenangan Trump telah menggairahkan berbagai aset berisiko di Amerika, mulai dari pasar saham hingga pasar mata uang kripto. Wall Street pun ditutup di zona hijau setelah Trump memenangkan pemilu AS kali ini.
Belakangan, setelah pemilu AS, sudah jelas siapa yang akan menang, dan kini para pelaku pasar mengalihkan perhatian mereka pada ekspektasi terhadap suku bunga Federal Reserve.
Sejak kemarin hingga hari ini (6-7 November 2024) rapat Federal Open Market Committee (FOMC) berlangsung selama dua hari.
Hasilnya akan kami terima pada Jumat pagi waktu Indonesia.
Pasar memperkirakan Komite Pasar Terbuka Federal akan memangkas suku bunga lagi menjadi 0,25% pada tanggal 7 November, dengan CME FedWatch Tool memperkirakan peluang penurunan sebesar 99%.
Pemotongan ini akan menjadi yang kedua dalam siklus ini setelah pemotongan 0,5% pada tanggal 18 September dan akan membawa kisaran target suku bunga dana federal menjadi 4,5% hingga 4,75%.
Sementara itu, pelaku pasar dalam negeri menunggu data perekonomian yakni cadangan devisa Bank Indonesia (BI) Oktober 2024.
Sebelumnya, BI mengungkapkan cadangan devisa Indonesia tetap sebesar $149,9 miliar pada akhir September 2024. Posisi ini meningkat menjadi $150,2 miliar pada akhir Agustus 2024.
Pertumbuhan cadangan devisa antara lain mempengaruhi pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa pada akhir September 2024 setara dengan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan pembiayaan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada kurang lebih 3 bulan di atas standar kecukupan impor internasional.
Ke depan, BI meyakini cadangan devisa masih cukup untuk menjamin ketahanan sektor eksternal. Prospek ekspor tetap positif, neraca transaksi keuangan dan modal diperkirakan terus mencatat surplus, pandangan positif investor terhadap prospek perekonomian dalam negeri dan imbal hasil investasi yang menarik, serta terjaganya stabilitas eksternal.
RISET ILLINI NEWS (chd/chd) Simak video di bawah ini: Video: Respon Positif Pemerintahan Prabowo, IHSG Naik 7 Hari Artikel selanjutnya IHSG Bingung Usai Libur Panjang, Akankah Menderita atau Tumbuh?