Pasar saham Indonesia beragam pada perdagangan kemarin, IHSG melemah dan Wall Street melemah bersamaan, indeks Dow Jones, Nasdaq, dan S&P melemah, serta peristiwa politik dalam negeri di Timur Tengah akan menjadi gaya penggerak pasar saat ini .
Jakarta, ILLINI NEWS – Pasar saham Indonesia ditutup menyedihkan pada Kamis (10/10/2024). Investor melepas Surat Utang Negara (SBN) karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih lemah dan nilai tukar rupee terdepresiasi terhadap dolar AS.
Pasar keuangan lokal diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh sentimen eksternal pada Jumat (10/11/2024), terutama pasca keluarnya data perekonomian Amerika Serikat (AS). Anda dapat membaca lebih lanjut mengenai previewnya di halaman 3 artikel ini.
Pada penutupan perdagangan kemarin (10/10/2024), IHSG melemah 0,28% ke 7.480,08. IHSG juga berada di bawah level psikologis 7500.
Nilai transaksi indeks kemarin mencapai Rp 9,08 triliun mencakup 18,54 miliar saham yang berubah 1,07 juta kali. Total ada 257 saham yang mengalami kenaikan harga, 279 saham mengalami penurunan harga, dan 251 saham terhenti.
Sementara itu, dari sisi investor asing, penjualan bersih di seluruh pasar sangat tinggi yakni sebesar Rp 977 miliar.
Delapan dari 11 indeks industri berada di zona merah. Sektor Bahan Baku menjadi sektor yang mengalami penyesuaian paling besar yaitu sebesar 0,78%. Sementara sektor konsumen siklus, transportasi dan logistik, serta konsumen non-sepeda masing-masing menguat sebesar 1,85%, 1,43%, dan 0,22%.
Beralih ke pasar valas, rupiah terhadap dolar Amerika (AS) kemarin terlihat ditutup intraday 0,29% di Rp 15.660/US$.
Pelemahan rupee menyusul rilis risalah Federal Open Market Committee (FOMC) kemarin pagi.
Risalah rapat FOMC menunjukkan pejabat Fed setuju untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75-5,0% pada pertemuan bulan September. Namun, terdapat perbedaan pendapat di antara anggota komite mengenai langkah yang harus diambil.
“Beberapa peserta menyatakan dalam pertemuan ini bahwa mereka menginginkan penurunan sebesar 25 bps, sementara yang lain mengatakan mereka akan mendukung keputusan ini,” demikian isi notulennya.
Kini, jika dilihat dari imbal hasil SBN tenor 10 tahun, terjadi sedikit peningkatan dari 6,677% menjadi 6,679%.
Kenaikan saham SBN ini mematahkan tren penurunan dua hari berturut-turut.
Perlu diketahui bahwa hubungan antara imbal hasil dan harga di SBN berbeda-beda, artinya harga obligasi turun ketika imbal hasil naik, yang menandakan minat investor sedikit menjauhi SBN.