illini news Anak Raja Jawa Tolak Berkuasa, Pilih Lakukan Ini & Jadi ‘Pahlawan’

Jakarta, ILLINI NEWS – Nafsu akan kekuasaan selalu ada dalam diri setiap manusia. Tidak mengherankan jika orang sering bersaing untuk mendapatkan kekuasaan. Contohnya adalah kisah putri dan istri Raja Diya Devi Gayatri Kumar Rajasu dari Jawa. 

Alih-alih memerintah, meski diberi izin masuk, Gayatri lebih memilih berada di belakang layar kerajaan. Dalam posisi tersebut, ia menjadi arsitek di balik berbagai kebijakan yang membuat kerajaan semakin sukses.

Cerita apa?

Gayatri dikenal dengan gejolak sistem kerajaan sejak kelahirannya pada tahun 1274. Fakta tersebut tak lepas dari kedudukan Gayatri sendiri.

Sejarawan Earl Drake dalam Gayatri Rajapatni: Wanita di Balik Kemuliaan Majapahit (2012) menyebutkan bahwa Gayatri adalah putri keempat raja Jawa Kertanegar (1268–1292) dari kerajaan Singasari. Ia dikenal sebagai sosok yang bijak karena penguasaannya terhadap ilmu pemerintahan, politik, dan agama. 

Tak hanya putri raja, Gayatri pun kemudian menyandang status istri raja. Status tersebut diraih karena ia menikah dengan Raja Raden Wijaya dari Jawa, pendiri Kerajaan Majapahit (1293–1309). Pernikahannya dengan Raden Wijaya terjadi setelah tragedi kelam: runtuhnya kerajaan Singasari dan pembunuhan ayah Kertanegar oleh Jayakatwang pada tahun 1292.

Earl Drake mengatakan, berbagai dinamika politik menjadikan Gayatri sebagai wanita pemberani, setia, cerdas, dan penyayang. Catatan Prasetya Ramadhan dalam buku Jejak Peradaban Majapahit (2020) menunjukkan semuanya sebagai pencipta berbagai kebijakan selama keberadaan Majapahit.

Menjadi pendamping Raden Wijaya, Gayatri selalu memberi nasehat dan menjadi teman berdebat raja. Salah satu nasihat Gayatri yang paling terkenal adalah tentang berkumpulnya nusantara. Ia ingin seluruh nusantara berada di bawah bendera Majapahit. Menolak untuk memiliki kekuatan

Singkatnya, dinamika Majapahit hampir menjadikan Gayatri sebagai orang pertama. Sekitar tahun 1328, kepemimpinan Majapahit mengalami kekosongan setelah kematian Jayanegar. Banyak yang meminta Gayatri menjadi penguasa karena dialah satu-satunya sesepuh Majapahit. Selain itu, ia juga merupakan keturunan Singasari dan istri pendiri kerajaan Raden Wijaya. 

Namun Gayatri menolak peluang emas tersebut. Earl Drake mencatat bahwa penolakan tersebut didasarkan pada fakta bahwa Gayatri sudah menjalani kehidupan seorang bhiksuni, atau seseorang yang telah mempelajari agama Buddha. Maka tahta Majapahit jatuh ke tangan Tribhuwana Wijayatunggadewi. 

Meski demikian, Gayatri tetap memainkan peran kerajaan di balik layar. Ia menjadi penasehat penguasa. Beberapa tahun kemudian, usulan menyatukan nusantara dilaksanakan oleh orang kepercayaan Gajapatri bernama Gajah Mada yang kemudian diangkat menjadi mahapatih.

Dari sinilah sejarah mencatat lahirnya janji Palapa untuk benar-benar mempersatukan nusantara sesuai amanah dan cita-cita Gayatri. Pada upacara pelantikannya sebagai mahapatih, Gajah Mada bersumpah tidak akan menikmati kesenangan duniawi hingga ia mampu mempersatukan nusantara di bawah naungan Majapahit.

Pemerintahan Gayapatri berakhir pada tahun 1350. Ketika dia meninggal, Earl Drake mencatat bahwa banyak orang menghormati kematiannya. Ia kemudian tercatat dalam sejarah sebagai tokoh besar yang mengiringi keberadaan Majapahit. 

(mfa/mfa) Simak videonya di bawah ini: Video: Lirik Produk Perawatan Rambut Lokal Prospek Bisnis Go Global

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *