Jakarta, ILLINI NEWS – Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III tahun 2024 tumbuh sebesar 4,95% year-on-year atau year-on-year (yoy), lebih lambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2024 sebesar 5,05%, namun sedikit lebih tinggi . Pertumbuhan triwulan III-2023 sebesar 4,94%.
Pertumbuhan tersebut berasal dari gabungan PDB Indonesia triwulan III tahun 2024 dengan harga berlaku (ADHB) sebesar Rp5.638,9 triliun dan harga konstan (ADHK) sebesar Rp3.279,6 triliun.
Amalia Adininggar Widyasanti, Direktur Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta mengatakan, “Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III tahun 2024 akan dibandingkan dengan triwulan III tahun 2023. atau yoy naik 4,95% pada Selasa (11/5/2024).
Jika dianggap sebagai sumber pertumbuhan ekonomi maka laju pertumbuhan ekonomi Indonesia setiap tahunnya terutama bertumpu pada organisasi perusahaan, balas 0,96%, konstruksi 0,71%, perdagangan 0,63%, infokom 0,45% , dan lainnya 2. 0,20%.
Industri pengolahan masih menjadi sektor usaha dominan dengan kontribusi terhadap PDB dengan pangsa sebesar 19,02% dan pertumbuhan pada triwulan III tahun 2024 sebesar 4,72%. Petani berikutnya, memberikan 13,71% dan tumbuh sebesar 1,69%.
Urutan kedua adalah sektor usaha yang menyumbang atau mendistribusikan besarnya PDB Indonesia menurut sektor usaha yaitu sebesar 13,09%, tumbuh dari 4,82%. Kemudian, sektor konstruksi mencapai 10,06%, tumbuh 7,48%, Pertambangan 9,06%, tumbuh 3,46%.
“Sektor usaha utama penyumbang PDB adalah pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan,” kata Amalia.
Secara spesifik laju pertumbuhan dunia usaha pada industri pengolahan atau industri pengolahan adalah sebagian industri makanan dan minuman meningkat sebesar 5,82%, logam dasar meningkat sebesar 12,36%, produk logam, komputer, produk elektronik, tenaga surya dan peralatan listrik mengalami peningkatan sebesar 7,29%.
“Sektor usaha pertama yang sumbernya besar adalah industri pengolahan yang tumbuh karena adanya permintaan dalam negeri dan nasional,” kata Amalia.
Sedangkan menurut APBN, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III tahun 2024 ditopang oleh konsumsi rumah tangga sebesar 2,55%, disusul Pembentukan Modal Tetap (PMTB) atau investasi 1,63%, konsumsi pemerintah 0,32%, neto. Ekspor minus 0,08%, lainnya 0,53%.
Kontribusi atau sebaran konsumsi rumah tangga terhadap PDB Indonesia pada triwulan III tahun 2024 masih sebesar 53,08% atau meningkat sebesar 4,91%. Memfasilitasi jamuan makan dan hotel serta hotel dan restoran, yang mencerminkan peningkatan jumlah kamar hotel dan pariwisata domestik, serta perjalanan dan komunikasi yang mempengaruhi peningkatan penjualan sepeda motor dan transportasi melalui kereta api, laut dan udara.
Penyumbang terbesar kedua adalah PMTB yang kontribusinya sebesar 29,75% dengan pertumbuhan 5,15%. Dana investasi ini mendukung proyek pembangunan infrastruktur seperti Ibukota Negara Republik Indonesia (IKN) dan jalan tol.
Lainnya seperti ekspor dan kontribusi terhadap PDB sebesar 22,53%, pertumbuhan pesat sebesar 9,09%, konsumsi pemerintah dan impor sebesar 7,21%, pertumbuhan sebesar 4,62%, konsumsi organisasi nirlaba yang melayani keluarga (LNPRT) memberikan perubahan sebesar 1,29% menjadi + 11.69. %, sedangkan impor mengalami penurunan sebesar 20,76%, pertumbuhannya mencapai 11,47%.
Jika dipisahkan berdasarkan wilayah atau luasnya, pertumbuhan ekonomi di banyak wilayah mengalami peningkatan. Pertumbuhan satu daerah masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan perekonomian nasional yaitu Pulau Sumatera yang pertumbuhannya hanya sebesar 4,48%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan III tahun 2023 yang sebesar 4,49%.
Untuk wilayah lainnya, pertumbuhan tertinggi terjadi di Maluku dan Papua yang mencapai 6%, meski lebih rendah dibandingkan pertumbuhan periode yang sama tahun lalu sebesar 9,10%. Sulawesi menyusul dengan pertumbuhan sebesar 5,87%, masih lebih rendah dibandingkan 6,42%.
Pertumbuhan wilayah Bali dan Nusa Tenggara mencapai 5,28% yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan sebelumnya sebesar 3,43%, Kalimantan meningkat 5,20%, meningkat dari sebelumnya 4,83%, Jawa hanya 4,92%, meski lebih tinggi dari sebelumnya 4,84%. .
Rinciannya, laju pertumbuhan ekonomi tertinggi di Maluku dan Papua sebesar 6%, mendukung kerja organisasi, perdagangan, dan industri konstruksi, pertumbuhan terbesar ada di Papua Barat sebesar 3,77%.
Kemudian, untuk wilayah Sulawesi mengalami peningkatan sebesar 5,87%, bersumber dari kegiatan industri pengolahan, pertanian, kehutanan dan perikanan, perdagangan, dimana wilayah penopang utama adalah wilayah Sulawesi Selatan dengan laju pertumbuhan sebesar 2,27. %
Wilayah Bali dan Nusa Tenggara meningkat sebesar 5,28% yang menunjang lapangan kerja dan tempat tinggal pada sektor perdagangan makanan dan minuman, pertambangan dan peledakan, serta perdagangan, di wilayah yang memberikan pertumbuhan paling besar yaitu Bali dan 2,55%.
Pertumbuhan Kalimantan sebesar 5,20% ditopang oleh pertambangan dan penggalian, konstruksi dan perdagangan. Wilayah yang memberikan kontribusi pertumbuhan tertinggi di pulau ini adalah Kalimantan Timur dengan pertumbuhan sebesar 2,89%.
Sedangkan Pulau Jawa yang pertumbuhannya sebesar 4,92% ditopang oleh industri perencanaan, perdagangan, dan konstruksi, peningkatan terbesar datang dari wilayah DKI Jakarta 1,37%.
Terakhir, wilayah Sumatera yang tumbuh sebesar 4,48% bersumber dari industri perencanaan, perdagangan, dan konstruksi. Sumber pertumbuhan utama adalah Sumatera Utara sebesar 1,20%.
(arj/mij) Simak videonya di bawah ini: Video: Kisah Pak Pabow, Perekonomian RI Kuartal III-2024 Tumbuh 4,95% (yoy) Artikel berikutnya Kehidupan warga RI susah, pemerintah masih yakin perekonomian tumbuh 5%