Jakarta, ILLINI NEWS – Nikel Indonesia sukses tercatat di pasar logam global khususnya London Metal Exchange (LME) sejak Mei 2024. Masuknya Indonesia di pasar logam Dunia jelas menunjukkan bahwa nikel Indonesia mampu bersaing dengan nikel negara lain.
Di sisi lain, nikel yang diproduksi negara tetangga justru kalah bersaing dengan nikel Indonesia.
Direktur Humas CNGR Indonesia Magdalena Veronika mengatakan saat ini banyak perusahaan nikel Australia yang “hengkang” karena bisnis nikelnya tidak kompetitif.
“Nah ini sudah berdampak. Kemarin salah satu produsen di Australia, negara tetangga, tutup lagi. Saat ini aktivitasnya sampai tahun 2026 masih up. Jelasnya dalam laporan yang dibahas di Kantor Ditjen Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Kamis (31 Oktober 2024).
Bahkan, Veronika mengungkapkan Australia mengeluh karena produk nikel Indonesia bisa dijual dengan harga murah meski berkualitas tinggi.
“Keluhan dari tetangga kita, seperti Australia. ‘Kenapa dijual semurah ini?’
Memang Veronika mengungkapkan, dibandingkan harga nikel Australia, Indonesia menawarkan harga termurah dan tertinggi. Hal ini dinilai menarik bagi pembeli nikel yang lebih menyukai nikel Indonesia.
“Nah, harga kita bersaing sekali karena warnanya sangat bersih, kualitasnya bagus, dan harganya bagus. Sekarang kalau dibandingkan tetangga kita Australia, harganya 20 ribu USD (ton), mau tidak mau. bisa membeli kan? “Itu adalah pembelian yang bagus dan kompetitif,” katanya.
Saat ini, kata Veronika, nikel yang dihasilkan kelompoknya murni hingga 99,99%, dimana nikel diubah menjadi zat yang lebih murni.
“Tentu saja harga kami sangat kompetitif di dunia,” jelasnya.
Tahukah Anda, beberapa pemimpin industri di dunia mulai mengungkapkan kekhawatirannya karena tidak mampu bersaing dengan nikel RI yang harganya sangat murah dan cadangannya banyak.
Mereka yakin produsen nikel berbiaya rendah asal Indonesia akan tersingkir dari persaingannya dalam beberapa tahun ke depan.
Pimpinan perusahaan tambang Prancis Eramet, Christel Bories, mengatakan hal ini akan membantu Indonesia menjadi negara penghasil energi listrik.
Mengutip Financial Times, Bories mengatakan Indonesia kemungkinan akan memproduksi nikel dengan kualitas terbaik di dunia lima tahun dari sekarang. Hal ini akan berdampak negatif terhadap pesaing kita di negara lain.
“Hal ini membuat banyak perusahaan tradisional menjadi tidak kompetitif di masa depan,” kata Bories kepada Financial Times awal tahun ini.
Untuk lebih jelasnya, London Metal Exchange (LME) telah menyetujui pencatatan jenis nikel pertama asal Indonesia, dengan ticker “DX-zwdx” pada Mei 2024. Meski namanya mungkin tidak diingat, namun ini baru masuk dalam daftar. Jenis LME saat ini merupakan nikel yang paling bagus di dunia dan Indonesia.
Nikel dengan kemurnian nikel 99,8% diproduksi oleh PT CNGR Ding Xing New Energy. Perusahaan ini merupakan perusahaan patungan antara grup peralatan baterai China CNGR Advanced Material Co. dan Rigqueza Internasional PTE LLC.
Produk utama perusahaan adalah nikel elektrolitik. Terletak di Kawasan Industri Indonesia, Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah, mereka memproduksi 50.000 ton baja per tahun menurutnya.
LME sendiri merupakan sistem bursa dan berjangka terbesar dan tertua di dunia untuk perdagangan logam industri, termasuk aluminium, tembaga, nikel, dan seng. Pada Agustus 2022, terdapat lebih dari 450 merek yang terdaftar di LME dari lebih dari 55 negara.
Semua merek yang diterima bergabung dalam LME harus benar-benar mengikuti spesifikasi, bentuk dan berat yang ditentukan di bursa.
(wia) Tonton video di bawah ini: Video: Tingginya Jumlah Nyamuk Demam Berdarah, Australia Keluarkan Travel Warning untuk Bali Artikel selanjutnya