JAKARTA, ILLINI NEWS – Menteri Pertanian (Menton) Amran Suleiman mulai mengecek kejelasan dan kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi. Ia juga mengingatkan para pemimpin desa untuk tidak tanggung-tanggung dalam mendukung upaya peningkatan produksi pangan lokal. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada pangan pada awal tahun 2028-2029.
Hal itu diungkapkan Amran pada hari ini, Rabu (6/11/2024) saat menghadiri peluncuran Kampanye Pangan Nasional Merah Putih yang digelar di Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta. Dalam kegiatan tersebut, Amran mengumpulkan para kepala desa (kadek) dari seluruh daerah di kantornya hari ini.
Peluncuran Kampanye Pangan Nasional Merah Putih ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas), Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono dan pemangku kepentingan pangan lainnya. Divisi.
Awalnya Amran mengutarakan pandangannya dalam kegiatan Gerakan Nasional Pangan Merah Putih, namun setelah mendengar keluhan para tokoh desa yang tidak menerima pupuk bersubsidi, Amran kemudian memanggil para tokoh desa terkait untuk datang ke kantor. panggung bersamanya.
“Apakah desamu masih memiliki pupuk tambahan?” tanya Amran, Kepala Desa Sumsel.
“Belum pak,” jawab kepala desa.
Setelah itu, Amran langsung menelepon Direktur Jenderal PT Pupuk Indonesia (Dirut) Rachmat Pribadi dan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Andi Nur Alamsyah.
“Pak Direktur, apa masalahnya? Berapa persentase pupuk yang sudah disalurkan sekarang?” tanya Amran Rachmat Pribadi.
Setelah itu, Presiden RI Prabowo Subianto menambah kuota pupuk bersubsidi sebesar 100% dari kuota tahun sebelumnya menjadi 9,55 juta, tegas Amran juga.
“Presiden RI naikkan kuotanya 100%. Bukan 50% di seluruh Indonesia, tapi 100%. Kedua, kemarin Presiden juga menghapus kredit macet petani dan nelayan. Ini dihapus oleh Presiden. Jadi Sayangnya bagi petani, bagi masyarakat kecil, saya punya ini (masalah pupuk) yang perlu diselesaikan,” ujarnya
Mayoritas dari 10 kepala desa yang berhadapan dengan Amran hari ini mengeluhkan penyaluran pupuk bersubsidi yang tidak tepat sasaran pada wilayah prioritasnya. Selain itu, perhatian juga diberikan terhadap permasalahan yang ada dalam proses perolehan pupuk bersubsidi. Kepala desanya berasal dari Sumsel, Cilacap, Banten, Lampung, Ponorogo, Banyuwangi, dan Aceh.
“Pak/Bu, sekarang pakai KTP dan ambil pupuk. Kalau ada yang menghalang-halangi, lapor ke polisi setempat atau ke sini. KTP saja!” Dia menekankan.
Namun Amran tak terima dengan keluh kesah para lurah. Ia tak segan-segan memarahi kepala desa yang mengeluhkan hal-hal yang mungkin seharusnya tidak menjadi masalah.
Pak Menteri, sudah ada bantuan pompa air, tapi yang kesulitan mendapatkan solar, kata Kepala Desa Kabupaten Banyuangi itu.
“Di sini, di sini, di sini. Kalau ini di luar lokasi. Kepala desa boleh memanjakan saya, tapi tidak seperti ini. Kamu sudah memberikan pompanya, apakah kamu sudah memberikan bibitnya?” tanya Amran.
“Sudah siap Pak Menteri,” jawabnya.
“Gratis, kan?” Amran bertanya lagi.
“Semuanya gratis Pak Menteri,” jawab kepala desa.
“Kalau beli solar, tanya lagi ke menteri, nanti pemerintah suruh beli lagi. Kalau kepala desa, tidak pelit. Pahlawan kita di Jawa Timur mengorbankan nyawanya. Dia menyerahkan nyawanya untuk merah .” Kalau beli solar tetap disuruh, lalu disuruh beli rokok, tegas Amran di hadapan seluruh hadirin, “Jangan ditiru yang seperti itu.”
Usai mendengar keluhan dan menginstruksikan kepada pimpinan desa, Amran langsung memerintahkan Dirut PT Pupuk Indonesia untuk menindaklanjuti pihak-pihak yang menyebabkan kendala distribusi pupuk.
“Pak Ketua Pelaksana. Tolong dicopot pengurusnya. Ini perintah! Singkirkan! Periksa semua yang absen. Saya minta kabar pencopotannya. Ini perintah. Tidak bisa ditawar. Cukup? Itu saja,” tegasnya. Tonton videonya di bawah ini