Jakarta, ILLINI NEWS Indonesia – Pepatah bijak mengatakan tindakan hari ini dapat menentukan masa depan. Kalau tak percaya, kisah pengusaha asal Tiongkok, Zong Qinghou, menjadi buktinya.
Zong Qinghou sebenarnya hanyalah orang yang tumbuh dalam kemiskinan. Untuk menjadi orang mapan, ia menjadi pedagang di kantin sekolah yang akhirnya menghasilkan Rp 92 triliun.
Apa ceritanya?
Sejak kelahirannya pada 16 November 1945, Zong Qinghou berada dalam kemiskinan. Kehidupan sehari-harinya sulit karena orang tuanya hanya seorang guru yang berpenghasilan rendah. Situasi ini diperparah ketika ia terkena kebijakan opresif dari pemerintah Komunis Tiongkok.
Dalam laporan Economic Times, pemerintah menganggap Zong Qinghou dan keluarganya memiliki darah pemberontak yang berbeda dengan ideologi komunisme. Nenek moyang Zong ternyata adalah pahlawan dan kapitalis yang terkenal, sehingga mereka tidak disukai oleh pemerintah Tiongkok.
Atas dasar ini, keluarganya menjalani kehidupan yang sulit. Ruang geraknya yang terbatas menyebabkan Zong putus sekolah karena tidak punya uang.
Saat sudah tidak bersekolah lagi, Zong memilih bekerja serabutan. Mulai dari petani garam hingga pemetik teh dan pekerja. Namun semua pekerjaan ini tidak mengubah hidupnya.
Di sisi lain, ia menyadari usahanya selama ini salah karena ia bekerja di bawah komando orang lain. Alhasil, ia memutuskan untuk memulai kehidupan bisnis pada tahun 1979, saat ia berusia 34 tahun.
Pekerjaan pertamanya adalah menjual susu di kantin sekolah di Huangzhou. Selain itu juga menjual alat tulis.
Diakuinya, banyak orang yang mengolok-oloknya saat berjualan di kantin. Namun semua itu diabaikan. Zong memilih untuk terus berjualan di kantin.
Setelah bertahun-tahun, produk Zong berkembang pesat. Hingga akhirnya etos kerja dan kemampuan wirausahanya diperhatikan oleh pemerintah Huangzhou.
Dia mencalonkan diri sebagai presiden sebuah perusahaan minuman. Singkat cerita, di bawah kendali Qinghou, perusahaan memperoleh keuntungan besar.
Penjualan meningkat secara signifikan. Ia pun merasa lebih percaya diri untuk memulai perusahaannya sendiri. Hasilnya, dengan pinjaman sebesar 140.000 yuan, ia mendirikan perusahaan susu di mana ia terlibat saat ini.
Namanya Wahana, didirikan pada tahun 1987. Saat Zongbak membangun pabrik susu, Zongbak tertimpa durian yang berjatuhan.
Pasalnya, pemerintah China juga menerapkan program makanan bergizi gratis; Salah satunya dengan membagikan susu kepada anak sekolah. Zong, seorang pengusaha produk susu, jelas mendapat untung besar dari proyek tersebut.
Alhasil, Wahana langsung sukses. Qinghou juga meraup keuntungan sebesar 4,88 juta Yuan atau setara Rp 10 miliar.
Mengutip Dimsum Daily, kehidupan Zong mulai berubah setelah ia menjadi miskin. Bisnis Wahana semakin berkembang setelah menjalin kemitraan dengan perusahaan Perancis Danone pada tahun 1996.
Kerjasama ini menghasilkan Wahana mendapatkan investasi besar serta hak untuk memproduksi, mendistribusikan dan menjual produk Danone dengan merek Wahana. Setelah itu, bisnis Wahana berkembang tidak hanya mencakup susu, tetapi juga minuman lain seperti minuman ringan, teh kemasan, dan air mineral.
Karena minimnya pesaing, produk Wahana menjadi “raja” di pasaran. Kesuksesan Wahana jelas membuat Zong kaya raya.
Forbes (2010) mencatatkan Zong sebagai orang terkaya di Tiongkok. Hingga meninggal dunia pada 25 Februari 2024, pedagang kantin itu memiliki aset sebesar $5,9 miliar atau Rp 92 triliun. (mfa/sef) Saksikan video di bawah ini: Video: Teks Prospek Komersial Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global Artikel Berikutnya Prajurit Menjadi Orang Terkaya di Jawa, Kuasai Wilayah di Pinggiran Jakarta