Daftar isi
Jakarta, ILLINI NEWS – Batik merupakan salah satu identitas budaya dan warisan budaya Indonesia yang sangat berharga dan istimewa. Saking istimewanya, pemerintah Indonesia bahkan menetapkan hari istimewa sebagai Hari Batik Nasional, yakni tanggal 2 Oktober.
Hingga saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui alasan mengapa tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Ternyata, ada cerita di balik penetapan hari jadi yang tahun ini jatuh pada Rabu (2/10/2024).
15 tahun lalu, Hari Batik Nasional resmi ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009 sebagai tindak lanjut pengakuan batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTb) oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB). UNESCO). ) pada tanggal 2 Oktober 2009.
Namun perjalanan batik sebelum dan sesudah diakui sebagai warisan budaya takbenda Indonesia tidaklah mudah. Sebab batik sudah beberapa kali diklaim sebagai budaya negara lain. Berikut rangkumannya.1. Batik diminati Malaysia, masyarakat marah dan pemerintah mengambil tindakan
Sekitar tahun 2008, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan sikap Malaysia yang menganggap batik sebagai warisan budaya asli negara tetangga. Masyarakat Indonesia yang marah pun menuntut pemerintah Indonesia untuk mendaftarkan batik sebagai warisan asli Indonesia ke UNESCO.
Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek RI), pemerintah Indonesia resmi mendaftarkan batik ke dalam Daftar Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi UNESCO pada 3 September 2008.
Pada tanggal 9 Januari 2009, UNESCO secara resmi menerima pendaftaran tersebut dan pada tanggal 11-14 Mei 2009 dilakukan uji coba tertutup. Pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO secara resmi mengukuhkan Batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia melalui sidang Komite Antar Pemerintah untuk Pengamanan. Warisan budaya tak benda. Sebuah warisan.
Menurut penetapan UNESCO ini, ada baiknya mengakui batik sebagai warisan budaya asli Malaysia.2. Tak hanya Malaysia, batik pun diminati Tiongkok
Meskipun telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia oleh organisasi-organisasi di bawah PBB, namun tuntutan untuk mengklaim batik sebagai warisan budaya asli negara lain belumlah tuntas.
Pada tahun 2020, Batik diklaim sebagai karya asli kelompok masyarakat Tionghoa oleh salah satu media Tiongkok, China Xinhua News. Hal itu terungkap lewat cuitan di akun resminya (@XHNews), Minggu (12/7/2020) lalu.
“Batik merupakan kerajinan tradisional yang umum di kalangan etnis di Tiongkok,” tulis Xinhua News Tiongkok, mengutip Rabu (2/10/2024).
“Dengan lilin yang meleleh dan peralatan seperti spatula, pengrajin mewarnai kain dan memanaskannya untuk menghilangkan lilinnya. Lihat bagaimana kerajinan kuno berevolusi di zaman modern,” lanjut tweet tersebut.
Unggahan tersebut pun langsung “diserang” oleh netizen Tanah Air. Sebagian besar netizen Indonesia mengaku kurang setuju dengan China Xinhua News yang menggunakan kata “batik” untuk menggambarkan budaya Tionghoa yang mirip dengan batik.
Berdasarkan penelusuran yang dikutip situs Baik Indonesia, kata ‘batik’ berasal dari kosakata bahasa Jawa yaitu keduanya dan titik. Dengan demikian batik secara historis berasal dari Pulau Jawa, Indonesia.3. Miss World Malaysia mengklaim batik berasal dari negaranya
Miss World Malaysia 2021, Lavanya Sivaji mengatakan batik berasal dari negaranya. Hal itu terungkap saat membagikan momen malam final Miss World Malaysia 2021 melalui akun Instagram pribadinya.
“Kain batik melambangkan keberagaman masyarakat Malaysia dengan warna, corak, dan desainnya yang berbeda-beda. Oleh karena itu, saya persembahkan gaun malam saya untuk Miss World Malaysia 2021 yang terbuat dari kain batik Malaysia,” tulis Lavanya Sivaji dalam postingan di Instagram.
Pernyataan tersebut langsung mendapat kecaman dari masyarakat Indonesia. Beberapa netizen Indonesia menyebut batik adalah budaya asli Indonesia, bukan Malaysia.
Menanggapi hal tersebut, Sivaji langsung meminta maaf.
“Saya ingin meminta maaf jika ada yang tersinggung dengan unggahan saya ini. Saya akui kata batik berasal dari Jawa beserta desain dan sejarahnya,” tulis Sivaji di unggahan lainnya.
“Tetapi banyak negara lain yang menganut unsur budaya tersebut, antara lain Malaysia, Sri Lanka, India dengan desain dan motifnya masing-masing. Baik Malaysia, Indonesia, atau negara lain, saya akan selalu merasa bangga memakai batik,” lanjutnya. (rns/rns) Tonton video di bawah ini: Video: Parle Resto & Cafe, Tingkatkan Pengalaman Kuliner Indonesia! Artikel Berikutnya Tak heran banyak WNI yang berobat ke Malaysia-Singapura, ini alasannya