illini berita 6 Taman Wisata Favorit Warga, Dulu Viral Kini Angker & Diabaikan

Daftar isi

JAKARTA, ILLINI NEWS – Beberapa tempat wisata yang dulunya sangat populer dan ramai kini kehilangan daya tariknya. Bahkan banyak yang bernasib malang dan terlantar.

Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut, yaitu banyaknya tempat wisata kekinian yang bermunculan dan dampak pandemi Covid-19.

Di bawah ini banyak tempat wisata yang dulunya ramai dan populer namun kini sunyi senyap seperti kuburan: 1. Snowbay Water Park

Waterpark yang terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah ini terpaksa berhenti beroperasi setelah merebaknya pandemi Covid-19 dan TMII resmi diambil alih pemerintah.

Saat masih beroperasi, Snow Bay Water Park sangat ramai pengunjung karena memiliki fasilitas rekreasi yang lengkap. Diantaranya, dua wahana yang paling populer adalah Hurricane Slide dan Cool Run.

Dengan selesainya renovasi TMII, kawasan eks Snow Bay kini diubah menjadi gedung pusat parkir.2. Taman Air Fantasi Depok

Dikenal juga dengan nama Depok Fantasi Water Park atau Aladin Water Park, terpaksa ditutup karena terdampak pandemi. Bekas taman hiburan air di Kota Depok, Jawa Barat, ini masih porak-poranda karena akan dialihfungsikan menjadi perumahan.

Padahal, sebelum ditutup, Aladdin Water Park yang dibuka pada tahun 2008 ini selalu ramai dikunjungi wisatawan, terutama anak-anak muda. Dengan nuansa Timur Tengah, taman air besar ini menawarkan beragam atraksi termasuk seluncuran air, air mancur, ember tumpah, dan masih banyak lagi. Desa Gajah Negeri Ajaib

Objek wisata Kampung Gaja Wonderland yang terletak di Kabupaten Bandung Barat ini telah ditutup sejak tahun 2017 karena bangkrut. Daerah itu ditinggalkan.

Alhasil, taman hiburan unik yang sempat sukses pada masanya ini kini terlihat terbengkalai dan terbengkalai. Pastinya banyak digunakan oleh para wisatawan pecinta horor yang sedang mencari spot foto di sana.

Kawasan wisata keluarga seluas 60 hektar ini dulunya dipenuhi patung gajah ikonik di pinggir jalan. Tempat ini juga menawarkan wahana dan taman hiburan air 4. Bali Festival Park

Jika dulu Bali Festival Park ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara, kini objek hiburan ini lebih populer sebagai tempat foto tempat-tempat terbengkalai. Tanaman merambat, semak-semak, dan coretan yang memenuhi tempat itu memberikan nuansa seram namun tetap tidak biasa.

Tak jauh dari Pantai Sunor Bali, tempat ini sempat dianggap sebagai Taman Melo yang terkenal saat itu. Namun karena krisis, taman festival tersebut harus ditutup pada tahun 1999, meski baru dibuka selama dua tahun.

Menariknya, setelah ditinggalkan, Bali Festival Park menjadi tujuan wisata yang buruk karena lingkungannya yang keras. Bahkan, wisatawan yang ingin berwisata horor di sini membayar tiket masuk sebesar Rp 10 ribu. 5. Taman Remaja Surabaya

Surabaya Youth Park pernah menjadi kebanggaan warga Surabaya. Pengunjung bisa menikmati 20 wahana di sana. Kini taman hiburan yang dibangun pada tahun 1971 ini telah ditutup oleh pihak balai kota setempat karena kurang kerjasama dengan pemerintah.

Taman Remaja Surabaya sudah tidak ada lagi pada tahun 2018. Namun menurut kesaksian warga sekitar, mereka masih asyik mendengarkan suara keramaian dan musik TRS di malam hari yang seolah menghidupkan kembali.

Setelah ditutup, Taman Pemuda Surabaya kini diubah menjadi gedung konser. 6. pengembaraan

Wondrea merupakan sebuah taman hiburan yang dulunya populer di kalangan warga Semarang.

Taman yang dikelola swasta dengan sistem royalti dari Pemerintah Kota Semarang ini mulai beroperasi pada Juni 2004. Namun Windrea ditutup sejak November 2007 akibat kecelakaan di menara atau perjalanan balon yang menewaskan 16 orang. Orang yang terluka.

Kabarnya, bekas taman wisata Wonderia yang sudah bertahun-tahun tidak dihuni akan disulap menjadi hutan kota.

(hsy/hsy) Simak video di bawah ini: Video: Inovasi lokal parfum ‘berebut’ pangsa pasar seiring menurunnya daya beli Artikel sebelumnya 6 tempat wisata yang sempat viral kini sunyi senyap seperti kuburan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *