Jakarta, ILLINI NEWS – Fenomena pernikahan malas sedang terjadi di Indonesia. Data terakhir yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan terjadi tren penurunan jumlah pernikahan yang signifikan dalam enam tahun terakhir. Namun penurunan paling tajam terjadi dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2021 hingga 2023, jumlah pernikahan di Indonesia akan berkurang dua juta jiwa.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (KPK) Wihaji menduga penyebab utama kejadian ini adalah alasan ekonomi. Menurutnya, banyak anak muda yang khawatir dengan masa depan mereka di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu. Tak heran jika banyak dari mereka yang akhirnya memilih fokus membangun karier.
“Ekonomi ada, tapi saya belum yakin. Mungkin kalau saya punya anak saya tidak bisa melakukan ini dan itu, mungkin saya tidak bisa menyekolahkan mereka, mungkin saya kurang sehat. .Saya tidak akan bisa. Tapi ini survival,” ujarnya dikutip CNN Indonesia. Fakta bahwa orang malas menikah karena khawatir tidak dapat bekerja setelah menikah adalah hal yang terjadi di seluruh dunia.
Indonesia bukan satu-satunya negara yang masyarakatnya sudah terlalu tua untuk menikah, baik menunda atau tidak menikah. Negara lain seperti Korea Selatan dan Tiongkok juga mengalami fenomena serupa.
Belum lama ini, Badan Statistik Korea melakukan survei yang menunjukkan bahwa hanya 27,5 persen perempuan muda berusia 20-an yang ingin menikah. Artinya, dialah satu-satunya remaja putri di Korea Selatan yang ingin menikah.
Fenomena serupa terjadi di Tiongkok, di mana gaya hidup monogami sedang meningkat di kalangan masyarakat Tiongkok.
Banyak analis percaya bahwa Tiongkok akan menghadapi masalah penurunan populasi karena banyak warganya yang menolak untuk hidup dan memiliki anak karena alasan ekonomi.
(hsy/hsy) Simak videonya di bawah ini: Video: Bank Mega Gelar ‘Fun Walk 5K Like A Billionaire’