illini news Sedih! 3 Brand Skincare/Kosmetik Lokal Ini Resmi Bangkrut

Daftar isi

JAKARTA, ILLINI NEWS – Setidaknya tiga wanita cantik lokal baru-baru ini menutup bisnisnya untuk selamanya. Meskipun beberapa merek kecantikan ini telah berkembang selama dua hingga tiga tahun, mereka mendapati diri mereka tidak mampu bersaing dengan ketatnya persaingan industri. 

Keruntuhan merek lokal di negeri sendiri ternyata sudah diprediksi sejak tahun lalu. Pada Desember 2023, CEO Female Daily Hanifa Ambadari memperkirakan banyak merek kecantikan lokal yang akan terpuruk di tahun 2024 karena ketidakmampuannya bersaing dengan rivalnya.

“Akan selalu ada brand kecantikan baru di tahun 2024. Akan banyak bermunculan merek-merek baru terutama di bidang wewangian (parfum). Sedang booming, merek-merek baru bermunculan setiap minggunya,” kata Hanifa di Jakarta X Beauty 2023.

“Tetapi tidak semua merek baru akan berkelanjutan. Jadi tahun depan selain banyak merek baru, kita juga akan tahu ada merek yang muncul tahun lalu tapi sudah tidak ada lagi,” imbuhnya. SIKA

[Gamba: Instagram]

SYCA merupakan brand kosmetik terbaru yang gagal bertahan dan bersaing di pasar Indonesia. SYCA merupakan brand kosmetik dan perawatan kulit lokal yang didirikan pada tahun 2019 oleh dua wanita Indonesia yaitu Pamela Wirjadinata dan Monika Tan.

Sejak awal berdirinya, SYCA telah menjadi merek yang populer di kalangan pecinta kecantikan. Salah satu produk SYCA yang menjadi andalan dan destinasi para pecinta kecantikan adalah lipstik. Bahkan, produk kosmetik SYCA menjadi viral berkat kolaborasinya dengan serial drama Emily in Paris.

Namun popularitas jelas bukan jaminan keberlangsungan SYCA. Pada tanggal 30 September 2024, SYCA mengumumkan kabar mengejutkan bagi para pecinta kecantikan di Indonesia melalui akun Instagram resminya (@syca.official). Melalui pernyataan yang diunggah, SYCA mengumumkan langkah terbarunya di industri kecantikan Indonesia.

“Dengan berat hati kami mengumumkan bahwa perjalanan SYCA akan segera berakhir. Ini bukan keputusan yang mudah, tapi kami yakin ini saatnya memulai babak baru,” tulis SYCA, seperti dikutip Jumat (10 April 2024). 2. Nulab

Tiga bulan sebelum SYCA, brand perawatan kulit lokal Noolab sudah lebih dulu keluar dari industri kecantikan Indonesia pada 5 Juni 2024. Kabar ini resmi diumumkan oleh Noolab pada 15 Mei 2024 melalui akun Instagram resminya (@noolabofficial).

Sedih banget, tapi Mimin harus pamit sama Warganool (julukan pengguna Noolab), tulis Noolab seperti dikutip, Jumat (10/4/2024).

“Minool sama sedihnya dengan Warganool, namun dengan berat hati Minool mengumumkan bahwa Noolab akan menghentikan produksinya,” lanjut pernyataan yang sama.

Dalam keterangannya, Noolab mengaku harus mundur dari industri kecantikan Tanah Air karena nama mereknya ditolak Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk kedua kalinya. Sebelumnya, Noolab ditolak HKI untuk merek dagang Noola.3. intern

Sekitar setahun sebelum SYCA dan Noolab, brand perawatan kulit lokal Innertrue mengucapkan selamat tinggal kepada pecinta kecantikan di Indonesia. Penghentian bisnis Innertrue diumumkan melalui akun Instagram resmi (@innertrue) pada 15 Juni 2023.

“Innertrue ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua orang yang telah menjadi bagian dari perjalanan kami,” tulis Innertrue dalam keterangan resmi.

“Setelah banyak pertimbangan selama setahun terakhir, perusahaan akhirnya memutuskan untuk mengubah arah. […] Oleh karena itu, Innertrue tidak lagi memproduksi perawatan kulit dan penjualan di toko resmi akan berakhir pada 16 Juli 2023,” demikian pernyataan serupa.

Brand skin care lokal yang berdiri sejak tahun 2019 ini langsung menjual sisa stok produknya selama satu bulan, mulai 16 Juni hingga 16 Juli 2023, dengan diskon hingga 70 persen. Pada tanggal 31 Juli 2023, Innertrue resmi pamit dan menutup bisnisnya dari pasar Indonesia.

Gencarnya impor produk Tiongkok memberikan tekanan pada merek lokal

Selain menjamurnya berbagai merek, gencarnya produk kecantikan impor juga menjadi senjata yang dapat menghancurkan merek lokal. Hal tersebut diungkapkan oleh pendiri dan CEO AVO Innovation Technology, Anugera Pakerti.

Diakui Anugera, derasnya produk impor yang masuk ke Indonesia saat ini sangat mengkhawatirkan, khususnya produk kosmetik asal China. Hal ini juga didukung oleh kemajuan teknologi seperti platform e-commerce yang terus berkembang pasca pandemi Covid-19.

“Dibandingkan tiga tahun lalu, pada masa transisi pandemi dan pasca pandemi, lonjakan barang dari luar sangat signifikan. Hal ini memberi tekanan pada merek lokal. Itu membuat khawatir semua orang,” kata Anugera dalam diskusi interaktif di ILLINI NEWS, usai acara “Beauty Journey” televisi Indonesia pada Agustus 2024.

Anugera mengatakan dibukanya kembali pembatasan perdagangan internasional dan semakin banyaknya platform bagi para pelaku bisnis justru semakin memberikan tekanan pada pasar merek lokal.

Apalagi pasar Indonesia besar. Ketika kami melihat transaksi terus tumbuh, platform digital yang mudah dikenali menunjukkan adanya perubahan,” jelas Anugera.

Berdasarkan situasi tersebut, Anugera mengatakan pemerintah harus menerapkan strategi khusus dan memberikan dukungan yang kuat agar produk usaha kecil dan menengah dapat memiliki daya saing yang kuat.

“Kami sangat membutuhkan solusi jangka pendek. Kami adalah brand representatif, konteks dalam ruang ini bukanlah perusahaan UMKM yang secara kolektif memiliki 10-15 persen produk kecantikan dan perawatan diri. Jika ada pergeseran permintaan dari penduduk lokal.” “Asing berarti banyak hal akan terjadi dalam waktu singkat,” kata Anugera.

(rns/rns) Tonton video di bawah ini: Video: Parle Resto & Cafe, Pengalaman Bersantap Indonesia yang Terbaik!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *