JAKARTA, ILLINI NEWS – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau, namun kekuatannya melemah pada sesi perdagangan Rabu (13/11/2024).
Hingga pukul 12.00 WIB, IHSG menguat 0,09% di 7.328,56. IHSG berada di level sentimen 7.300 pada sesi hari ini
Nilai perdagangan indeks pada sesi hari ini mencapai sekitar Rp6,6 triliun dengan volume perdagangan 28,6 miliar saham dan 887.584 transaksi. Sebanyak 250 saham menguat, 292 saham melemah, dan 237 saham menetap.
Dari segi sektor, sektor teknologi menjadi penyumbang IHSG terbesar yakni mencapai 2,51%. Namun sektor properti tampaknya memberikan tekanan pada IHSG hingga menguat hingga 1,37%.
Sementara dari sisi saham, dua emiten bank terbesar Himbara yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi penopang terbesar IHSG yang mencapai indeks 10,2 dan 6,8. . poin masing-masing
Selain itu, penyedia teknologi Pt.
Berikut saham-saham yang ditopang IHSG pada sesi I hari ini
IHSG cenderung menguat seiring rilis data perekonomian terkini Indonesia yang terus memburuk menjelang rilis data inflasi baru AS.
Bank Indonesia (BE) melaporkan penjualan ritel kurang memuaskan. Realisasi September 2024, indeks penjualan riil (IPR) tercatat sebesar 210,6 atau meningkat 4,8% (year-on-year/yyyy), lebih rendah dibandingkan Agustus 2024 yang meningkat 5,8% y-o-y. Sementara itu, perkiraan untuk bulan Oktober 2024 tampaknya turun menjadi 1% tahun-ke-tahun.
Sementara itu, secara bulanan berada di zona kontraksi yakni 1,7% mo (Agustus 2024) dari pertumbuhan sebelumnya sebesar 2,5% (month-on-month/bln) di bulan September. Selanjutnya pada prakiraan Oktober 2024, IPR terlihat sudah kembali ke zona kontraksi yakni 0,5% mo.
Secara lebih luas, tekanan HKI, baik bulanan maupun tahunan, berasal dari Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi
Secara bulanan dan tahunan, kelompok peralatan informasi dan komunikasi mengalami penurunan masing-masing sebesar -12,9% dan -29,4%.
Prakiraan IPR Oktober 2024 memburuk dibandingkan September 2024, terutama kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang secara tahunan masih berada dalam zona kontraksi.
Lemahnya penjualan ritel bisa menjadi tanda bahwa konsumen menjadi lebih sadar akan biaya, sehingga memperlambat konsumsi domestik – yang merupakan komponen utama yang mendukung produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Terpuruknya sektor ritel juga akan berdampak pada berbagai sektor usaha, terutama perusahaan yang bergantung pada permintaan dalam negeri pada sektor barang konsumsi.
Di sisi lain, perhatian pasar hari ini tertuju pada rilis data inflasi AS yang berpotensi menggerakkan pasar global. AS akan merilis data inflasi inti malam ini dan tingkat inflasi tahunan akan diumumkan dengan ekspektasi masing-masing sebesar 3,3% dan 2,4%.
Sebagai catatan, inflasi AS akan mencapai 2,4% year on year pada September 2024. Tingkat inflasi menjadi pertimbangan utama bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/Fed) dalam menentukan kebijakan suku bunga.
Jika inflasi naik melebihi proyeksi tersebut, kemungkinan besar The Fed akan mulai mempertimbangkan kenaikan suku bunga.
Riset ILLINI NEWS
[dilindungi email]
Disclaimer: Artikel ini merupakan produk jurnalistik dari sudut pandang riset ILLINI NEWS Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan ini. (chd/chd) Simak videonya di bawah ini: Video: Awal Pekan Naik 1%, IHSG Tembus Level 7300 Artikel selanjutnya IHSG akhirnya hidup kembali, 5 saham ini jadi penopangnya.