Jakarta, ILLINI NEWS – Bank Indonesia (BI) berpotensi mencatat surplus anggaran tahunan sebesar Rp 54,16 triliun pada akhir tahun 2024, setelah anggaran tahunan Bank Indonesia (ATBI) hingga September 2024 masih surplus Rp 55,66 triliun .
Tambahan belanja tersebut disebabkan total anggaran pendapatan bisa mencapai Rp218,11 triliun, sedangkan anggaran belanja bisa mencapai Rp163,94 triliun. Konfirmasinya hingga September 2024 adalah pendapatan Rp 169,62 triliun dan belanja Rp 113,96 triliun.
Hingga September diperkirakan surplus sebesar Rp 55,66 triliun dan hingga akhir tahun 2024 realisasi ATBI diperkirakan surplus sebesar Rp 54,16 triliun, kata Perry dalam rapat kerja dengan Panitia XI DPR, di Jakarta, Selasa. Rabu (6/11/2024). ).
Jika dirinci lebih lanjut, anggaran dasar juga berpotensi mendapat tambahan Rp13,92 triliun dengan konfirmasi hingga September 2024 masih tersisa Rp18,08 triliun.
Perkiraan besarnya kemungkinan pendapatan dasar sebesar Rp 159,51 triliun dengan konfirmasi September 121,74 triliun, sedangkan kemungkinan anggaran belanja kebijakan sebesar Rp 145,59 triliun dengan konfirmasi Rp 103,65 triliun.
Anggaran operasional juga berpotensi surplus Rp 40,24 triliun pada akhir tahun, sedangkan realisasi hingga September 2024 sebesar Rp 37,58 triliun.
Terdiri dari potensi pendapatan anggaran operasional sebesar Rp 58,59 triliun dan realisasi sebesar RP 47,88 triliun, serta potensi biaya anggaran operasional sebesar Rp 18,35 triliun, perkiraannya dengan realisasi sebesar RP 10,30 triliun.
Perry menjelaskan, banyak faktor yang memperkuat anggaran pendapatan ATBI 2024 secara keseluruhan, di antaranya tingginya imbal hasil atau kupon Surat Berharga Negara (SBN) yang dimiliki BI, hingga menghasilkan cadangan devisa (cadev) pasca kenaikan suku bunga internasional. trennya masih tinggi.
“Tentunya ada pemasukan yang masuk ke dalam negeri terkait dengan imbal hasil atau kupon SBN yang kita miliki dan juga kadev yang justru mendapat imbal hasil lebih tinggi karena suku bunga internasional masih tinggi,” kata Perry.
“Sebagian biayanya tentu terkait dengan pelaksanaan kewajiban BI di bidang moneter,” tegasnya.
Sebagai informasi, desain ATBI 2024 sebenarnya memiliki total kerugian sebesar Rp 29,30 triliun yang terdiri dari total pendapatan desain ATBI 2024 sebesar Rp 148,37 triliun dan total biaya sebesar Rp 177,68 triliun. (arj/mij) Tonton video di bawah ini: Video: Lagi! Perry Warjio Pertahankan BI Rate 6% Artikel Selanjutnya Alasan Erick Thohir Minta Anggaran BUMN Tambah Rp 344 Miliar