Jakarta, ILLINI NEWS – PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) telah mendapat persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan prosedur pemecahan saham perseroan. Pemecahan nilai nominal saham akan dilakukan dengan perbandingan 1:4 untuk seluruh saham Seri B sehingga nilai nominal saham Seri B akan berubah dari Rp100 per saham menjadi Rp25, sedangkan nilai nominal saham Seri A akan tetap sama.
Dengan begitu, jumlah saham Seri B yang dicatatkan akan meningkat signifikan dari 8.062.702.740 lembar saham menjadi 32.250.810.957 lembar saham.
Rencananya, tanggal berakhirnya perdagangan saham dengan nilai nominal lama di seluruh pasar berlaku sampai dengan 11 Oktober 2024, dengan tanggal efektif pelaksanaan stock split ISAT pada 14 Oktober 2024.
Direktur ISAT Vikram Sinha mengatakan aksi korporasi ini dilakukan perseroan karena adanya peluang yang mendapat minat signifikan dari investor.
“Kami menerima banyak lamaran dan alasan utama di balik aksi korporasi ini adalah untuk memberdayakan lebih banyak investor ritel dan investor muda. Kami ingin mereka menjadi bagian dari kisah pertumbuhan kami. Jadi ini salah satunya,” ujarnya dalam sebuah wawancara. dengan ILLINI NEWS. Acara Energy Lunch, Kamis (10/10).
Selain itu, pemecahan saham juga diharapkan dapat meningkatkan likuiditas di pasar modal, khususnya investor ritel. “Setiap saya bertemu dengan para analis investasi, ini adalah salah satu permintaan yang datang dari mereka dan kesepakatan ini akan memungkinkannya,” ujarnya.
“Dan tentunya hal ini juga akan membantu perusahaan. Kami ingin memastikan semakin banyak masyarakat Indonesia yang menjadi bagian dari kisah pertumbuhan kami, dan perjalanan pertumbuhan Indosat secara keseluruhan,” lanjutnya.
Menurutnya, pasca merger ISAT secara konsisten akan terus berkembang. Hal ini tercermin dari kinerja selama 10 kuartal terakhir yang pendapatannya mencapai hampir dua digit. “Jadi, secara keseluruhan, angka-angka tersebut sudah membuktikannya. Kami melakukannya dengan baik,” tambahnya.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan merujuk pada laporan keuangan terkini hingga semester pertama tahun ini. ISAT berhasil meraih keuntungan sebesar Rp 2,73 triliun. Capaian tersebut meningkat 43,4% year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp 1,90 triliun.
Laba positif ini terutama didorong oleh penjualan yang naik 13,4% year-on-year menjadi Rp 27,97 juta, serta efisiensi dari sisi beban keuangan dan bunga yang mampu ditekan masing-masing sebesar 8,3% dan 7,5%.
Selain itu, ISAT juga memperoleh keuntungan dari selisih kurs sebesar Rp 23 miliar, berbeda dengan semester I tahun lalu yang mengalami kerugian nilai tukar sebesar Rp 102 miliar.
Jika bicara penjualan, segmen Multimedia, Data, dan Internet (MIDI) menduduki peringkat pertumbuhan tertinggi yakni mencapai 29,3% per tahun menjadi Rp 3,91 triliun. Sementara segmen terbesarnya masih ditempati oleh sektor telepon seluler dengan nilai Rp 23,6 triliun, namun pertumbuhannya juga positif yaitu 11,4% per tahun.
Sementara itu, sektor telekomunikasi tetap mengalami kontraksi tipis sebesar 1,9% year-on-year menjadi Rp459 miliar dibandingkan sebelumnya Rp468 miliar. Meskipun mengalami penurunan, segmen ini memberikan kontribusi yang kecil terhadap pendapatan sehingga total pendapatan ISAT terus tumbuh secara besar-besaran dan berhasil mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan.
Mengingat sektor seluler masih menjadi kontributor pendapatan yang dominan, maka dalam kaitannya dengan persaingan di sektor ini, ISAT terus mencari peluang untuk menaikkan harga, serta menciptakan produk yang tepat bagi pelanggannya.
Selain itu, titik distribusi layanan telah mencapai 50.000 lokasi, sebagai bagian dari strategi perluasan distribusi langsung, khususnya terkait chip telepon asli.
Di sisi lain, untuk ekspansi home broadband (HBB), ISAT menyatakan tetap fokus mempromosikan MNC Play. Namun, pihaknya berencana lebih agresif dalam menumbuhkan pelanggan di segmen tersebut pada kuartal keempat tahun ini.
Kinerja operasional ISAT yang tetap kokoh dan kinerja keuangan yang kuat juga mendukung operasional yang terus tumbuh positif. Melihat rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) pada Q2 2024, ISAT mencatatkan kenaikan menjadi Rp38.400 dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar Rp37.500.
Peningkatan ARPU triwulanan ini kemudian diakumulasikan selama semester I/2024 menjadi Rp37.900, naik 10,5% dari Rp34.300 pada semester I/2024.
Peningkatan positif rata-rata pendapatan per pengguna juga diikuti oleh peningkatan total pelanggan menjadi 100,9 juta pelanggan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 98,8 juta pelanggan. Pertumbuhan tercepat terjadi pada pelanggan data 4G, naik 8,7% year-on-year menjadi 81 juta.
Lalu lintas data juga tumbuh positif pada semester pertama tahun ini sebesar 10,7% YoY hingga mencapai 7.965 petabyte, dengan rata-rata 14,6 gigabyte data per orang. (ayh/ayh) Simak videonya di bawah ini: Video: Bersiaplah! IPO BEI dan Aturan Listing Akan Diperkuat! Berita berikutnya RUPST Indosat setujui pembagian dividen Rp 2,16 triliun, yaitu 48% laba 2023