JAKARTA, ILLINI NEWS – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan sesi I pada Jumat (25/10/2024), setelah sempat menguat pada perdagangan sesi I hari ini.
Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG melemah 0,14% ke 7.706,04. JHISG masih bertahan di level psikologis 7.700. Namun jika koreksi CPI semakin besar, kemungkinan besar CPI akan mencapai level psikologis 7.600, tepat di kisaran 7.690-an.
Nilai transaksi indeks sesi I hari ini mencapai sekitar Rp 4,4 triliun, termasuk 12,2 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 682.602 kali. Sebanyak 214 saham menguat, 313 saham melemah, dan 244 saham stagnan.
Tercatat seluruh sektor berada di zona merah hari ini, sektor teknologi menjadi penekan terbesar IHSG pada sesi hari ini hingga mencapai 1,18%.
Sementara dari sisi saham, dua emiten bank besar, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) serta emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengalami tekanan. 5, 8, 4,9, dan 4,6 poin indeks masing-masing untuk JHSG.
Saham IHSG sempat tertekan pada sesi hari ini.
IHSG melemah seiring pasar masih menunggu dan mencermati kebijakan Prabhu yang akan segera diterapkan.
Kemudian rilis kinerja keuangan eksportir dalam negeri dan data perekonomian Amerika Serikat (AS) akan menjadi sentimen pasar keuangan pada akhir pekan.
Hingga saat ini, masih belum diketahui kapan program dan kebijakan Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo akan dilaksanakan, sebab hingga Minggu pekan ini, serangkaian pembekalan kepada para menteri, wakil presiden, dan wakil presiden masih terus berlangsung.
Investor juga menantikan rilis kinerja keuangan eksportir besar pada kuartal III 2024. Sejauh ini, ada dua eksportir besar yang mempublikasikan kinerja keuangannya pada kuartal III 2024 yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Keduanya juga berbeda dalam hal kinerja keuangan.
Eksportir besar yang akan merilis kinerja keuangannya pada kuartal III 2024 diperkirakan tumbuh sesuai ekspektasi pasar.
Dari AS, angka-angka menunjukkan bahwa jumlah klaim pengangguran AS mengalami peningkatan. Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada hari Kamis bahwa klaim pengangguran turun 15.000 menjadi 227.000 dalam minggu hingga 19 Oktober. Jumlah tersebut di bawah perkiraan analis sebesar 241.000.
Pengajuan klaim tunjangan pengangguran mingguan di Amerika Serikat dianggap sebagai proksi.
Setelah klaim tersebut, jumlah orang Amerika yang menerima tunjangan pengangguran meningkat sebesar 28.000 menjadi 1,9 juta pada minggu tanggal 12 Oktober. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak 13 November 2021.
Klaim yang terus meningkat menunjukkan bahwa sebagian penerima mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan baru. Hal ini berarti permintaan akan tenaga kerja menurun, meskipun perekonomian sedang kuat.
Sementara itu, tingkat pengangguran turun menjadi 4,1% pada bulan September dari 4,2% pada bulan Agustus 2024. Peningkatan dari 3,4% pada bulan April 2023 menjadi 4,3% pada bulan Juli tahun ini menyebabkan penurunan suku bunga yang luar biasa sebesar 50 basis poin oleh bank sentral AS pada tahun lalu. bulan.
Penurunan biaya pinjaman yang pertama sejak tahun 2020 menyebabkan suku bunga kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/Fed) turun ke kisaran 4,75%-5,00%. The Fed menaikkan suku bunga sebesar 525 basis poin pada tahun 2022 dan 2023 untuk mengendalikan inflasi. Suku bunga diperkirakan akan diturunkan sebesar 25 basis poin bulan depan.
Riset ILLINI NEWS
[email dilindungi]Disclaimer: Artikel ini merupakan produk jurnalisme opini dari ILLINI NEWS Research Indonesia. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca agar membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan ini. (chd/chd) Simak video di bawah ini: Video: Bos BEI: Bursa Efek Indonesia Sangat Kompetitif Secara Global Artikel Selanjutnya IHSG Lambat Loading Berdasarkan Kinerja 5 Saham Berkapitalisasi Besar Ini