JAKARTA, ILLINI NEWS – Bank Indonesia (BI) membeberkan alasannya mulai tahun 2025 1 Januari kebijakan promosi likuiditas makroprudensial (KLM) berlaku untuk sektor padat karya. BI telah menyalurkan pinjaman ke banyak sektor yang menciptakan lapangan kerja. bahkan lebih sedikit lagi.
Deputi Gubernur BI Judah Agung mengatakan pertumbuhan kredit hingga 2024 pada bulan September sektor padat modal akan terus mendukung. Dari jumlah tersebut, sektor pertambangan tumbuh sebesar 26,7%; Sektor listrik dan gas tumbuh sebesar 15,9 persen. Kemudian transpor dan telekomunikasi tumbuh sebesar 17,5 persen; Dan dunia usaha tumbuh sebesar 16 persen.
“Jadi hingga September, mesin pertumbuhan kredit adalah sektor padat modal,” kata Juda seperti dikutip, Kamis (17/10/2024).
Juda mengatakan pemberian insentif yang dilakukan KLM pada sektor padat modal efektif meningkatkan penyaluran kredit perbankan. Oleh karena itu, kata dia, BI memutuskan untuk mengalihkan prioritas promosi KLM ke sektor-sektor yang pertumbuhan kreditnya masih rendah, seperti pertanian, manufaktur, dan perdagangan.
Ia mengatakan: “Pertanian masih tumbuh sebesar 7,4 persen, manufaktur sebesar 7,22 persen, dan perdagangan sebesar 8,4 persen, sehingga terjadi peralihan ke sektor padat karya,” ujarnya.
Insentif KLM sendiri merupakan insentif yang ditetapkan BI dengan menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) menjadi 4%. Insentif ini diberikan kepada bank yang menyalurkan kredit pada sektor-sektor yang ditetapkan BI dan dinilai memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian.
BI mulai menerapkan insentif KLM ini pasca pandemi Covid-19. Awalnya, kebijakan ini bertujuan untuk mendorong perbankan memberikan kredit kepada daerah-daerah yang paling terdampak pandemi Covid-19. Selain itu, kebijakan ini dilanjutkan dengan memprioritaskan sektor-sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kemudian pemberian insentif KLM pada sektor padat karya merupakan tahap ketiga dari kebijakan ini. Gubernur BI Perry Varzio menjadwalkan perubahan bidang prioritas ini mulai berlaku pada tahun 2025. 1 Januari Penyaluran kredit ke sektor padat karya, kata dia, akan meningkatkan jumlah lapangan kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Kredit meningkat, sektor meningkat, dan kemudian hal itu mengarah pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, pendapatan meningkat, dan konsumsi juga mendorong perekonomian kembali,” kata Perry. (pgr/pgr) Tonton video di bawah ini: Video: Pinjaman ke Pulau Terpencil, Strategi Multifinance hingga 2025 Video Artikel Berikutnya: Strategi BI Mendorong Pertumbuhan Kredit di Saat Suku Bunga Tinggi